Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Idris, Lansia Kuli Panggul yang Masih Bisa Pikul Barang 50 Kg di Pelabuhan Banyuwangi

Kompas.com, 25 Maret 2025, 19:45 WIB
Fitri Anggiawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, dipadati pemudik yang akan berlayar ke Pulau Sapeken, Madura pada Selasa (25/3/2025) sore.

Di antara ratusan pemudik yang memadati area pelabuhan untuk menunggu giliran masuk kapal Sabuk Nusantara 91 yang akan mengangkut para penumpang, seorang pria lanjut usia tampak sibuk naik turun kapal.

Mengenakan baju biru muda yang tampak lusuh dilapisi rompi keselamatan berwarna terang, pria itu mengenakan ikat kepala yang menutupi rambutnya yang telah berwarna putih seluruhnya.

Pria tersebut akrab dipanggil Idris, yang berprofesi sebagai kuli panggul atau porter di Pelabuhan Tanjung Wangi.

Baca juga: Pahit Manis Menjadi Pewarta Arus Mudik di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi

Idris tampak bersemangat, senyumnya terus mengembang meski dia memikul beban berat untuk naik ke tangga kapal yang kemiringannya kira-kira mencapai 45 derajat itu.

“Sudah biasa, saya jadi porter sejak tahun 1996,” kata pria 63 tahun itu.

Di cuaca yang terik itu, dia tetap luwes mengatur calon penumpang yang datang membawa banyak barang.

Sesekali dia juga mengatur teman sesama porter yang lain yang berusia lebih muda darinya untuk mengambil muatan.

Berangkat kerja dari rumahnya di Lingkungan Kapuran, Desa Ketapang, Banyuwangi, pukul 5 pagi, Idris selalu berharap dia akan memikul banyak barang, sehingga pendapatannya pun bertambah.

“Bisa sampai 50 kilogram sekali angkut, saya masih kuat,” yakinnya seraya tertawa.

Tapi ucapan Idris memang benar adanya, dia mampu membawa barang berat sendiri ke atas kapal.

Dia kembali ke daratan, jeda sebentar untuk mengatur napas, dia pun akan mengangkut kembali barang-barang yang sudah menunggu.

Dia tak tahu pasti berapa tarif borongan sekali angkut barang penumpang, sebab transaksinya dilakukan oleh mandor, yang nantinya akan membagi penghasilan ke kuli panggul yang bekerja.

“Kalau sepi, dapatnya Rp 50.000; kalau ramai bisa sampai Rp 200.000,” tuturnya.

Idris mengaku bersyukur dengan penghasilan yang diterima, sebab penghasilan dari buruh panggul itu disebutnya bisa membantu dapur keluarganya tetap ngebul.

Ia pun mengaku tetap bersemangat meski kadang perubahan cuaca yang tiba-tiba menjadi kendala yang tak bisa dihindari.

Bapak enam anak itu pun tak ingin ambil pusing;

jika ingin beristirahat, maka ia akan beristirahat.

Baca juga: Banyuwangi Perbaiki 1.200 Titik Jalan Berlubang Jelang Mudik, Warga Lega

Alih-alih stres menghadapi kendala, dia menghadapi semuanya dengan gembira agar segalanya terasa lebih ringan.

Di sisi lain, ditanya mengenai rahasia tetap bugar dan kuat meski telah memasuki kepala enam, lagi-lagi Idris berkelakar bahwa dia tak punya rahasia.

“Rahasianya apa ya, makan nasi panas pakai sambel dan tempe, itu rahasianya. Yang penting menikmati dan mensyukuri,” tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau