Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempererat Tali Persaudaraan Antar-umat Beragama lewat Sahur Bersama

Kompas.com, 21 Maret 2025, 06:38 WIB
Azwa Safrina,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kegiatan sahur maupun buka bersama jamak dilakukan masyarakat Indonesia selama bulan suci Ramadhan.

Kegiatan seperti itu juga disambut positif tidak hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh umat agama yang lain.

Seperti yang dilakukan oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur. Gereja ini menyediakan menu sahur untuk jemaah Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Baca juga: Kesaksian Jemaat Pascaledakan di GKI Diponegoro Surabaya

Saling berbagi antar-umat beragama ini untuk mengukuhkan rasa kebersamaan dalam balutan toleransi.

Pantauan Kompas.com, kegiatan ini dimulai dengan doa bersama di GKI Diponegoro.

Lalu, sekitar pukul 01.00 WIB, seluruh panitia berjalan menuju Masjid Rahmat dengan membawa sejumlah kotak nasi yang akan dibagikan.

Baca juga: Sejarah Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, Dibangun Sunan Ampel pada Abad Ke-14

Sesampainya di sana, para panitia menata kotak nasi beserta air mineral sembari menunggu para jemaah selesai melakukan iktikaf.

Ada sekitar 350 nasi kotak untuk dibagikan kepada para jemaah Masjid Rahmat Kembang Kuning. Sekitar pukul 02.00 WIB, panitia mulai membagikan makanan sahur.

Para jemaah, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berebut agar tak ketinggalan mendapatkan makanan sahur.

Ketua Persekutuan Gereja Indonesia se-Surabaya (PGIS) sekaligus pendeta GKI Diponegoro, Claudia Stefanie, mengatakan, kegiatan sahur bersama ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesadaran toleransi antar-umat beragama, terkhususnya di bulan Ramadhan.

"Bagaimanapun juga, bangsa ini sangatlah majemuk sehingga butuh kerja sama dari semua elemen masyarakat, beriman secara inklusif, enggak boleh eksklusif, mengasihi semua orang tanpa melihat imannya, gender, suku bangsa, itu perintah Tuhan," tutur Pendeta Claudia, Jumat (21/3/2025).

Kegiatan sahur bersama tahun ini merupakan kali kedua diadakan, setelah tahun 2022.

Pembagian makanan sahur oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro kepada para jamaah Masjid Rahmat Kembang Kuning SurabayaKOMPAS.com/AZWA SAFRINA Pembagian makanan sahur oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro kepada para jamaah Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya
Sebelumnya, pada tahun 2019, GKI Diponegoro dan Masjid Rahmat Kembang Kuning juga pernah berkolaborasi lewat acara buka bersama.

"Tapi sewaktu Covid-19 2020 sampai 2021, itu kami bersama Masjid Rahmat mengubah acaranya hanya membagikan nasi bungkus untuk berbuka puasa ke tukang becak, sapu jalanan, dan orang-orang miskin," ujarnya.

Sementara itu, alasan pihaknya memilih untuk menyemarakkan sahur bersama karena berkah yang didapatkan akan lebih berlimpah.

"Apalagi dari yang saya dengar, kalau malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan itu ada qiyamul lail. Jadi kami ingin mengajak para jemaah untuk mencari berkah yang berlimpah ini," ucapnya.

Baca juga: Sejarah Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, Masjid Tertua Berusia Lebih dari 600 Tahun

Pasca-insiden pengeboman

Ia menjelaskan, hubungan kedua kelompok agama itu terjalin sejak tragedi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada tahun 2018.

Yang mana, pada peristiwa itu, GKI Diponegoro menjadi salah satu sasaran pengeboman gereja di Surabaya.

Baca juga: Massa Tolak RUU TNI di Surabaya Bersamaan dengan Apel Operasi Ketupat

Di tengah keterpurukan tersebut, Masjid Rahmat Kembang Kuning memberikan uluran tangan kepada GKI Diponegoro sebagai sesama umat beragama.

"Sejak saat itu, kami terus merawat hubungan persaudaraan kami melalui beberapa event seperti sahur bersama ini," jelasnya.

Ketua Dua Yayasan Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, Roliyono, juga menyampaikan hal serupa.

Ia mengatakan, kegiatan sahur bersama ini untuk saling menguatkan hubungan persaudaraan antar-umat beragama.

"Sejak tragedi itu, kami ingin memberitahukan bahwasanya sebenarnya Islam tidak seperti itu. Meskipun Anda berbeda agama, tapi kita masih dalam satu anak bangsa," tutur Roliyono.

Menurutnya, ada tiga prinsip yang selalu dipegang dalam mengembangkan toleransi antar-umat beragama.

Pertama, ukhuwah islamiyah, yakni persaudaraan antar umat Muslim. Kedua, ukhuwah wathaniyah, sebagai komitmen persaudaraan antar semua masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, bahasa, dan budaya. Ketiga, ukhuwah basyariyah yang merupakan prinsip yang dilandasi bahwa sesama manusia adalah bersaudara karena berasal dari ayah dan ibu yang satu, yakni Adam dan Hawa.

"Karena seperti agama Islam itu sifatnya Rahmatan Lil Alamin (artinya rahmat bagi seluruh alam), sehingga kita tidak bisa hidup hanya untuk diri kita atau kelompok kita sendiri," jelasnya.

Dia berharap, kerja sama ini ke depannya dapat terus dikembangkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan yang lebih beragam.

"Agar saling tumbuh kerja sama dalam memenuhi kebutuhan berbangsa dan bernegara untuk menguatkan persaudaraan antar-umat beragama dalam membangun kesepahaman dan mencapai kesejahteraan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau