Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Remaja di Lumajang Ejek Polisi saat Razia Balap Liar dan Nangis saat Ditangkap

Kompas.com, 12 Maret 2025, 17:22 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan aksi remaja mengejek polisi saat razia balap liar menjadi viral di media sosial.

Video tersebut dibagikan melalui akun Instagram @polisi_menyapa yang dikelola Aiptu Eko Budi Laksono, anggota Polsek Pasirian, Kabupaten Lumajang.

Dalam video tersebut, tampak anggota Polsek Pasirian membubarkan aksi balap liar yang berlangsung di Jalan Lintas Selatan (JLS), Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Minggu (9/3/2025) pagi.

Saat mengetahui kedatangan polisi, para remaja yang terlibat balap liar berusaha membubarkan diri dan kabur.

Baca juga: Jelang Sahur, Polisi Amankan 8 Pemuda yang Hendak Geber Balap Liar di Jalur Bromo

Salah satu remaja yang mengenakan baju hitam dan songkok terlihat berusaha kabur menggunakan sepeda motor matic berwarna biru sambil menunjukkan gestur ejekan kepada polisi.

Kemudian, polisi mengejar pemuda tersebut dan berhasil mengamankannya.

Ironisnya, remaja yang sebelumnya berani mengejek polisi ini justru menangis dan meminta untuk pulang saat dibawa ke Mapolsek Pasirian menggunakan mobil patroli.

Aiptu Eko menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat ia dan petugas Polsek melakukan patroli untuk mengantisipasi aksi balap liar yang sering dilakukan remaja di wilayah tersebut.

Eko menambahkan bahwa saat kejadian, mobil patroli hanya melaju dengan kecepatan 40 kilometer per jam untuk mengejar remaja tersebut.

"Itu ternyata bukan mau mengejek, tapi digenjot-genjot biar motornya bisa kencang, tapi ya tetap saja tidak bisa kencang akhirnya kami amankan," kata Eko di Pasar Baru Lumajang, Rabu (12/3/2025).

Baca juga: Sering Bikin Resah, Balap Liar di Besuki Situbondo Digerebek

Setelah diamankan, remaja tersebut terus menangis dan mengaku bahwa sepeda motor yang digunakannya adalah pinjaman dari temannya.

"Jadi dia menangis terus mulai dari dibawa pakai mobil sampai tiba di Polsek. Ketakutan karena motor yang digunakan itu pinjam teman," ujar Eko.

Lalu, orang tua remaja tersebut dipanggil untuk menjemput putranya di Mapolsek Pasirian.

Sebelum pulang, remaja ini diminta untuk bersujud dan meminta maaf kepada orang tuanya.

"Kami panggil orang tuanya, kami suruh anak ini minta maaf ke orang tuanya," ungkap Eko.

Untuk memberikan efek jera, sepeda motor remaja ini ditahan sementara di Mapolsek Pasirian hingga hari raya Idul Fitri.

Sepeda motor tersebut dapat diambil kembali setelah Lebaran dengan syarat menunjukkan surat kelengkapan kendaraan dan memastikan motor dikembalikan sesuai standar nasional Indonesia (SNI).

"Untuk efek jera, motornya kami tahan sementara sampai nanti Lebaran," pungkas Eko.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau