MADIUN, KOMPAS.com - Setelah kasus demam berdarah mereda, giliran chikungunya mewabah di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Hingga Rabu (26/2/2025), dilaporkan sudah 17 warga Kabupaten Madiun yang menderita sakit chikungunya.
Kabid Pencegahan dan Penanganan Penyakit Dinkes Kabupaten Madiun, Selly Fitriani, yang dikonfirmasi Rabu (26/2/2025), menyatakan hingga saat ini tercatat 17 warga suspek penyakit chikungunya.
Baca juga: Atasi Chikungunya, Dinkes Kota Kediri Lakukan Fogging Sekolah
Bahkan, kejadian itu menimpa satu dusun di Dusun Sedoro, Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun.
“Ada 17 kasus suspek chikungunya di satu dusun. Namun, belum dipastikan positif karena belum sempat dilakukan tes laboratorium. Dan pasiennya sudah sembuh,” kata Selly.
Kendati baru sebatas suspek, kata Selly, Dinkes Kabupaten Madiun langsung bergerak melakukan pengendalian dan penanganan atas laporan tersebut. Tindakannya berupa pemberantasan sarang nyamuk dan penyelidikan epidemiologi.
"Setelah mendapat laporan, kami langsung menggelar penyelidikan epidemiologi dan pemberantasan sarang nyamuk untuk membunuh jentik-jentik. Selain itu, kami melakukan pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa,” tutur Selly.
Selly menyebut, kasus chikungunya awal tahun ini cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Pasalnya, sepanjang tahun 2024, jumlah warga terkonfirmasi chikungunya sebanyak 34 kasus.
Terhadap kejadian itu, Selly mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan yang menjadi sumber sarang nyamuk di musim penghujan.
Tak hanya itu, bila mengalami gejala terserang chikungunya, untuk segera berobat ke faskes terdekat.
“Bila merasakan gejala chikungunya seperti demam tinggi, tulang dan bagian tubuh terasa nyeri otot serta muncul ruam-ruam merah pada tangan dan wajah atau tubuh, maka segera periksa ke faskes terdekat,” pinta Selly.
Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem yang terjadi sejak awal tahun 2025 berdampak pada meningkatnya pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Hingga pertengahan bulan Januari 2025, jumlah pasien DBD yang dirawat di rumah sakit milik Pemkab Madiun itu sudah mencapai 46 orang.
Kasi Pelayanan Medik RSUD Caruban dr. Didik Indrawanto, yang dikonfirmasi Rabu (15/1/2025), menyatakan bahwa jumlah warga yang dirawat akibat terjangkit penyakit DBD cukup tinggi di awal tahun 2025.
“Di awal tahun 2025, jumlah pasien yang dirawat akibat DBD sudah mencapai 46 orang. Jumlah ini hampir setengahnya dibandingkan dengan kasus DBD yang dirawat RSUD Caruban pada tahun 2024. Selama tahun 2024, kami merawat sekitar 99 orang,” kata Didik.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang