SUMENEP, KOMPAS.com - Menjelang Ramadhan, stok minyakita di Pasar Tradisional Anom, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mulai langka.
Pedagang di Pasar Anom Sumenep, Faisal, mengatakan bahwa sejak beberapa pekan terakhir, dirinya sudah tidak lagi menjual minyak subsidi dari pemerintah itu.
"Tidak ada pengiriman dari agen," kata Faisal saat ditemui di Pasar Anom, Senin (24/2/2025).
Faisal menduga, pengiriman minyak kita sengaja dijatah dari pabrik.
Dalam beberapa pekan terakhir, jadwal pengiriman dari pabrik sudah tidak menentu.
"Dalam satu bulan belum tentu dapat," imbuh dia.
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Agus Subianto Akan Resmikan Masjid Baret Hijau pada 1 Ramadhan
Menurut Faisal, harga minyak kita mulai merangkak naik sejak stok di pasaran langka.
Biasanya, Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak subsidi pemerintah itu hanya Rp 15.700 per liter.
Namun, sejak stok barang kosong, harga naik hingga kisaran Rp 17.000 lebih per liter.
Sejak stok minyak kita langka di pasaran, sejumlah pembeli mulai beralih pada minyak curah. Padahal, harga minyak curah lebih mahal daripada minyakita.
Baca juga: Mendag Bantah Ada Praktik Pengemasan Ulang MinyaKita
"Iya (pembeli) beralih ke minyak curah. Padahal harganya lebih mahal, 18.500 rupiah," terang dia.
Penjual lain, Zayyana, mengakui bahwa harga minyakita memang naik di pasaran.
Sejak beberapa waktu terakhir, dia menjual minyak subsidi itu di kisaran harga Rp 17.000 per liter.
Hanya saja, dia sudah lama tidak meminta pengiriman minyakita ke agen karena stok minyak kemasan dari merek lain masih belum habis.
Kendati demikian, Zayyana mengamini bahwa setiap menjelang Ramadhan, sejumlah stok barang di pasaran, termasuk minyak, sering langka.
"Kalau jelang puasa, memang sering terjadi (kelangkaan minyak) begitu," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang