Ia yang pernah tinggal di Jakarta dan Bandung merasakan perbedaan signifikan dalam hal transportasi umum di Surabaya.
"Di Jakarta dan Bandung, akses kendaraan umum sudah bagus, jadi mobilisasi warganya lebih mudah. Tapi di Surabaya belum umum, orang masih lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. Aku sih kurang paham, tapi selama di Surabaya ini kalau disuruh naik kendaraan umum agak susah juga," tuturnya.
Kesulitan itu bukan hanya karena transportasi publik yang terbatas, tetapi juga karena akses menuju titik-titik transportasi publik yang masih menyulitkan.
Apalagi memiliki rumah di kampung, jadi harus jalan dulu untuk menuju titik pemberhentian transportasi publik.
Untuk itu, ia memilih menggunakan kendaraan pribadi karena lebih menghemat waktu.
"Kendaraan umum tempatnya terbatas, saya pernah naik Suroboyo Bus, nyaman, tapi untuk mengaksesnya butuh effort. Aku harus naik ojek online dulu atau parkir kendaraan dulu. Apalagi ke arah kantor saya belum tersambung sepenuhnya," ujar Ajeng Pinto.
Menurutnya, meskipun ruas jalan ditambah, jumlah kendaraan kemungkinan akan terus bertambah karena kebiasaan masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi dibanding transportasi publik.
"Di Bandung, angkot-angkotnya masih masuk ke daerah-daerah kecil, kalau di Surabaya sendiri belum. Jadi memang kurang," katanya.
Kini, ia berharap akses transportasi publik bisa lebih dipermudah.
Ia sebenarnya ingin menggunakan kendaraan umum, tetapi kondisi saat ini belum memungkinkan.
Meskipun sudah ada aplikasi untuk mengetahui posisi kendaraan umum, tetap saja ada tantangan.
"Sebenarnya selain menekan pengeluaran, juga bisa mengurangi stres di jalan. Tapi di Surabaya ini, fasilitas transportasi publik belum bisa memenuhi kebutuhan warga. Sudah ada, tapi mengaksesnya masih sulit," harap ibu beranak satu itu.
"Jadi, butuh effort yang kadang bikin kepikiran ‘lewat nggak ya’," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang