Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warung Makan Jadi Tempat Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Warga Senang dan Berharap Berlanjut

Kompas.com, 14 Februari 2025, 19:18 WIB
Suci Rahayu,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Inovasi pelayanan kesehatan kini semakin dekat dengan masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Malang bersama PSC 119 menggelar program pemeriksaan kesehatan gratis di tempat umum, salah satunya di warung makan Isor Nongko Kota Malang, Jumat (19/2/2025) pagi sampai pukul 14.00 WIB.

Program ini bertujuan untuk memberikan akses kesehatan yang lebih mudah dan nyaman bagi masyarakat, termasuk mereka yang jarang melakukan pemeriksaan rutin. 

Pemeriksaan kesehatan gratis di tempat umum seperti warung makan ini mendapat sambutan hangat dari warga. 

Baca juga: Cek Kesehatan Gratis di Malang, Nakes Jemput Bola ke Warung Makan

Salah satu warga yang memanfaatkan program ini adalah Arif, asal Turen. Di mana setiap harinya, ia harus bolak-balik ke Kota Malang untuk mengantar roti ke berbagai warung.

Saat mengetahui adanya pemeriksaan gratis di warung yang terdapat di Jalan Gajahmada itu, ia pun tak melewatkan kesempatan dan sangat mengapresiasi program ini.

"Ya ini tadi mumpung ada periksa gratis, jadi cek kesehatan sekalian. Alhamdulillah, normal semua," ujar pria berusia 67 tahun itu kepada Kompas.com.

"Kadang ke puskesmas itu pas sakit. Ini tadi saya nganter roti, ada cek kesehatan, langsung saja ikut daftar."

Ia mengaku jarang memeriksakan kesehatan kecuali saat sedang sakit baru pergi ke puskesmas.

Namun, dengan adanya pemeriksaan di tempat umum seperti ini, ia merasa lebih nyaman dan tidak tegang.

"Bagus seperti ini, yang diharapkan masyarakat, jadi tidak tegang dan pikiran lebih santai," kata Arif. 

"Semoga terus berlanjut membantu masyarakat lemah," harap dia.

Yesi salah satu warga sedang menjalani pemeriksaan gratis yang diadakan Dinas Kesehatan Kota Malang dan ditangani langsung ditangani tim PSC 911 dan dokter spesialis emergency FK Universitas Brawijaya di warung makanan Isor Nongko Kota Malang, Jumat (14/2/2025) pagi.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Yesi salah satu warga sedang menjalani pemeriksaan gratis yang diadakan Dinas Kesehatan Kota Malang dan ditangani langsung ditangani tim PSC 911 dan dokter spesialis emergency FK Universitas Brawijaya di warung makanan Isor Nongko Kota Malang, Jumat (14/2/2025) pagi.

Tak hanya warga yang merasakan manfaatnya, pemilik warung juga turut mendukung penuh program pemeriksaan kesehatan gratis ini.

Hari Purnomo, pemilik Warung Isor Nongko, merasa senang karena bisa menyediakan tempat untuk kegiatan bermanfaat ini.

"Saya bahagia bisa memberikan tempat kepada Dinas Kesehatan dan PSC karena ini untuk kita bersama, warga Malang juga."

"Alhamdulillah pemeriksaan kesehatan ini gratis. Kita semua yang ada di warung, baik pembeli maupun pegawai, bisa periksa kesehatan," tutur pria berusia 56 tahun.

Selain pemeriksaan terkait tekanan jantung, kolesterol dan asam urat, masyarakat juga mendapat konsultasi dari dokter yang bertugas.

Hal ini dinilai sangat membantu, terutama bagi mereka yang membutuhkan solusi atas permasalahan kesehatannya.

Hari pun melihat langsung bagaimana para pengunjung warung, baik pelanggan maupun warga sekitar, begitu antusias dengan program ini.

Ia berharap program seperti ini bisa lebih sering diadakan, bahkan dengan layanan kesehatan yang lebih lengkap.

Baca juga: Program Cek Kesehatan Gratis Mencakup Pemeriksaan Mental

"Saya berharap juga solusi obat atau penanganan lainnya untuk masyarakat. Program ini bagus, jadi bisa menjaga kesehatan kita. Akan lebih baik jika bisa dilakukan rutin, mungkin per bulan atau tiga bulan sekali," imbuhnya.

Saat pertama kali mendapat informasi bahwa warungnya akan dijadikan lokasi pemeriksaan kesehatan gratis, pria yang biasa disapan Pak Hari itu mengaku langsung menyambut baik tanpa ragu.

"Senang sekali, karena ada manfaatnya untuk masyarakat Malang Raya, meskipun dapat info H-3 dari PSC dan Dinas Kesehatan yang melakukan kegiatan ini," ujar dia.

Apalagi selama pemeriksaan kesehatan gratis berlangsung, ia menegaskan bahwa kegiatan ini sama sekali tidak menghambat jalannya usaha.

Bahkan, ia berencana untuk lebih mempersiapkan tempat yang lebih nyaman jika kegiatan ini kembali digelar.

"Awalnya, memang hanya menyiapkan tempat yang terbatas. Tapi ke depannya, bisa lebih matang, misalnya dengan menyiapkan tenda agar masyarakat yang datang lebih nyaman saat konsultasi kesehatan," ungkap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau