SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul akan menutup panti asuhan di Surabaya usai terjadi kasus pencabulan terhadap dua anak di bawah umur.
Kasus pencabulan itu diduga dilakukan pemilik panti asuhan kepada anak-anak asuhnya.
“Itu kita akan sanksi, kita harap ditutup. Nanti anak asuhnya akan kita pikirkan bersama-sama,” kata Gus Ipul di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (10/1/2025).
Menurut Gus Ipul, tidak ada toleransi bagi panti asuhan yang dijadikan tempat pencabulan. Sebab, tempat tersebut seharusnya menjadi perlindungan bagi anak-anak.
“Yang pasti kita akan ditutup dan nanti dipikirkan, nanti dipikirkan anak-anaknya. Tidak bisa ditoleransi,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya Ambil Alih Pengasuhan Anak Korban Pelecehan di Panti Asuhan Ilegal
Selanjutnya, dia meminta pemerintah daerah (Pemda) melakukan pengawasan lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kita ingin masyatakat ikut mengawasi, pemerintah daerah juga melakukan asesmen ulang terhadap seluruh panti asuhan di daerah masing-masing,” pungkasnya.
Baca juga: 7 Fakta Kasus Pencabulan Pemilik Panti Asuhan di Surabaya, Korban Diancam
Sebagaimana diketahui, pemilik dan pengelola salah satu panti asuhan di Surabaya, berinisial NK (60) ditahan Polda Jatim atas dugaan pencabulan kepada anak asuhnya.
Diketahui, rumah penampungan anak yang menjadi tempat NK melakukan pencabulan terhadap korban tidak berizin sejak 2022.
Kini, seluruh korban dan penghuni panti asuhan telah berada dalam ruang aman Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya.
Sementara Pemkot juga telah mengambil alih rumah penampungan tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang