Resmikan MBG di Banyuwangi, Zulkifli Hasan Harap Anggaran Rp 140 Triliun Cair

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (3/2/2025).

Selain itu, Zulkifli juga meresmikan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Rogojampi yang menandai dimulainya MBG di wilayah ujung timur Pulau Jawa tersebut.

“Makan bergizi gratis ini sebagai wujud komitmen Presiden Prabowo untuk memberikan makan sehat untuk seluruh anak Indonesia untuk menyongsong visi hari-hari mendatang,” kata Zulkifli.

Baca juga: Cek Gudang Pupuk, Menko Pangan Zulkifli Hasan Pastikan Stok Aman, Harga Tak Naik

Dia mengurai, sejak kick off pada 6 Januari 2025, saat ini telah berdiri 2.554 SPPG di seluruh Indonesia dan akan terus dikembangkan.

Dengan anggaran Rp 71 triliun ditargetkan MBG akan diterima oleh 15 juta penerima manfaat yang diharapkan dapat bertambah dengan disetujuinya penambahan anggaran oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Tapi kalau nanti Bapak Presiden memberikan lagi Rp 140 T sesuai usulan dari Badan Gizi Nasional, maka bulan September kalau itu ada maka penerima manfaat bisa sampai 82 juta lebih,” ujar Zulkifli.

Sementara itu, MBG disambut siswa SMPN 2 Rogojampi, salah satunya Intan Tika siswi kelas 9F yang mengatakan bahwa menu yang disajikan seperti masakan rumahan.

Tika berharap program tersebut dapat terus berjalan, sebab dapat menghemat uang saku sementara dirinya jarang sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah.

Baca juga: Momen Zulkifli Hasan Beri Uang Rp 1 Juta ke Pelajar di Kulon Progo

Menu yang diterima Intan di antaranya nasi, ikan laut asam manis, capcay sawi hijau, kembang kol, wortel dengan tambahan buah pisang dan satu botol susu. “Enak semua, ikannya enak,” tutur Intan.

Hal yang sama juga disampaikan wali murid SDN 3 Karangbendo, Rogojampi, Herlina yang mengaku senang dengan adanya program MBG yang akhirnya hadir di Banyuwangi.

Sebab, wanita 38 tahun yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Rogojampi itu jarang memiliki waktu untuk menyediakan sarapan bagi anak-anaknya.

“Kita kerja di pasar, tidak pernah sempat untuk menyediakan sarapan, semoga jalan terus,” harap dia.