Ia menceritakan situasinya saat itu sangat mencekam dan menegangkan.
Warga setempat, terutama perempuan dan ibu-ibu berlindung di dalam rumah.
Hanya para pria warga setempat yang membantu anggota kepolisian berusaha mengamankan pelaku.
“Setelah berjibaku, pelaku berhasil diamankan sekitar pukul 20.15 WIB, dan langsung kami serahkan ke pekerja sosial setempat kemudian dibawa ke Poli Jiwa RSSA Malang,” katanya.
Sejauh ini, Handry mengatakan, keluarga korban belum menuntut atau melaporkan kejadian yang dialami korban.
"Semua korban tidak menuntut, soalnya mungkin keseharian (pelaku) sudah diketahui kalau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)," ujarnya.
Baca juga: Heboh ODGJ Masuk Jalur Whoosh, Sempat Dikira Benda Asing dan Hasil Investigasi Awal
Sementara itu, Kepala Desa Lebakharjo, Sumarno menegaskan bahwa pelaku bukanlah warga setempat.
Namun, sudah sekitar 5-6 bulan berada di sekitar Desa Lebakharjo.
“Lima bulan lalu, pelaku juga sempat mengamuk kepada warga setempat sambil menenteng sabit, saat meminta mangga milik warga. Namun, senjata tajam itu berhasil dirampas warga,” ungkap Sumarno melalui sambungan telepon.
Menurut Sumarno, warga setempat membiarkan ODGJ itu berkeliaran di kawasan setempat meskipun tidak dikenal karena kasihan. Ia kerap ditemui tidur di poskamling.
Warga setempat pun kerap memberinya makanan.
“Pelaku pernah pula meminjam buding (senjata tradisional untuk memotong kayu) kepada warga. Namanya ODGJ, niatnya tidak jelas. Ia mengaku mau mencari kayu. Tapi saat itu, pelaku tidak menunjukkan temperamennya dan tidak mengamuk,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang