Salin Artikel

ODGJ di Malang Mengamuk, Bacok 8 Pengendara hingga Luka Serius

Suasana mendadak mencekam akibat seorang pria yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) membawa sabit, mengadang pengendara sepeda motor yang melintasi jalan setempat, dan membacok siapa pun secara membabi buta.

Sedikitnya, ada 8 orang terkena sabetan sabit ODGJ itu hingga mengalami luka serius di tubuh mereka.

Kedelapan korban itu sebagai berikut:

1. Hari Suprapto, mengalami luka serius di punggung dengan 27 jahitan dan lengan tangan kanan

2. Pangat, mengalami luka serius pada lengan kiri

3. Masuki, mengalami luka sobekan di lengan kanan

4. Sartono, mengalami luka sobek pada punggung dan leher, serta telinganya putus

5. Dika, mengalami luka serius pada punggung

6. Mun, mengalami luka ringan pada telapak tangan kanan

7. Rudianto, mengalami luka ringan pada telapak tangan kanan

8. Paimun, mengalami luka serius pada punggung.

Kapolsek Ampelgading AKP Handry Prasetyo mengatakan, sampai saat ini pelaku belum diketahui asal serta identitasnya.

Ia hanya memperkirakan pelaku berusia 47 tahun.

“Warga setempat pun tidak ada yang mengenali siapa pelaku itu. Hanya menurut mereka, beberapa hari belakangan pelaku adalah ODGJ yang mondar-mandir di lokasi,” ujarnya melalui sambungan telepon, Senin (3/2/2025).

Ia menceritakan situasinya saat itu sangat mencekam dan menegangkan.

Warga setempat, terutama perempuan dan ibu-ibu berlindung di dalam rumah.

Hanya para pria warga setempat yang membantu anggota kepolisian berusaha mengamankan pelaku.

“Setelah berjibaku, pelaku berhasil diamankan sekitar pukul 20.15 WIB, dan langsung kami serahkan ke pekerja sosial setempat kemudian dibawa ke Poli Jiwa RSSA Malang,” katanya. 

Sejauh ini, Handry mengatakan, keluarga korban belum menuntut atau melaporkan kejadian yang dialami korban.

"Semua korban tidak menuntut, soalnya mungkin keseharian (pelaku) sudah diketahui kalau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lebakharjo, Sumarno menegaskan bahwa pelaku bukanlah warga setempat.

Namun, sudah sekitar 5-6 bulan berada di sekitar Desa Lebakharjo.

“Lima bulan lalu, pelaku juga sempat mengamuk kepada warga setempat sambil menenteng sabit, saat meminta mangga milik warga. Namun, senjata tajam itu berhasil dirampas warga,” ungkap Sumarno melalui sambungan telepon.

Menurut Sumarno, warga setempat membiarkan ODGJ itu berkeliaran di kawasan setempat meskipun tidak dikenal karena kasihan. Ia kerap ditemui tidur di poskamling.

Warga setempat pun kerap memberinya makanan.

“Pelaku pernah pula meminjam buding (senjata tradisional untuk memotong kayu) kepada warga. Namanya ODGJ, niatnya tidak jelas. Ia mengaku mau mencari kayu. Tapi saat itu, pelaku tidak menunjukkan temperamennya dan tidak mengamuk,” katanya. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/03/130955878/odgj-di-malang-mengamuk-bacok-8-pengendara-hingga-luka-serius

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com