Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ODGJ di Malang Mengamuk, Bacok 8 Pengendara hingga Luka Serius

Kompas.com, 3 Februari 2025, 13:09 WIB
Imron Hakiki,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Pada Kamis (30/1/2025) malam lalu, sekitar pukul 20.00 WIB, warga Dusun Krajan, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang geger.

Suasana mendadak mencekam akibat seorang pria yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) membawa sabit, mengadang pengendara sepeda motor yang melintasi jalan setempat, dan membacok siapa pun secara membabi buta.

Sedikitnya, ada 8 orang terkena sabetan sabit ODGJ itu hingga mengalami luka serius di tubuh mereka.

Baca juga: Pesta Miras di Surabaya, 38 Orang Diberi Sanksi Sosial Rawat ODGJ

Kedelapan korban itu sebagai berikut:

1. Hari Suprapto, mengalami luka serius di punggung dengan 27 jahitan dan lengan tangan kanan

2. Pangat, mengalami luka serius pada lengan kiri

3. Masuki, mengalami luka sobekan di lengan kanan

4. Sartono, mengalami luka sobek pada punggung dan leher, serta telinganya putus

5. Dika, mengalami luka serius pada punggung

6. Mun, mengalami luka ringan pada telapak tangan kanan

7. Rudianto, mengalami luka ringan pada telapak tangan kanan

8. Paimun, mengalami luka serius pada punggung.

Kapolsek Ampelgading AKP Handry Prasetyo mengatakan, sampai saat ini pelaku belum diketahui asal serta identitasnya.

Baca juga: ODGJ Masuk Jalur Kereta Cepat Whoosh Diduga lewat Saluran Air

Ia hanya memperkirakan pelaku berusia 47 tahun.

“Warga setempat pun tidak ada yang mengenali siapa pelaku itu. Hanya menurut mereka, beberapa hari belakangan pelaku adalah ODGJ yang mondar-mandir di lokasi,” ujarnya melalui sambungan telepon, Senin (3/2/2025).

Ia menceritakan situasinya saat itu sangat mencekam dan menegangkan.

Warga setempat, terutama perempuan dan ibu-ibu berlindung di dalam rumah.

Hanya para pria warga setempat yang membantu anggota kepolisian berusaha mengamankan pelaku.

“Setelah berjibaku, pelaku berhasil diamankan sekitar pukul 20.15 WIB, dan langsung kami serahkan ke pekerja sosial setempat kemudian dibawa ke Poli Jiwa RSSA Malang,” katanya. 

Sejauh ini, Handry mengatakan, keluarga korban belum menuntut atau melaporkan kejadian yang dialami korban.

"Semua korban tidak menuntut, soalnya mungkin keseharian (pelaku) sudah diketahui kalau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)," ujarnya.

Baca juga: Heboh ODGJ Masuk Jalur Whoosh, Sempat Dikira Benda Asing dan Hasil Investigasi Awal

Sementara itu, Kepala Desa Lebakharjo, Sumarno menegaskan bahwa pelaku bukanlah warga setempat.

Namun, sudah sekitar 5-6 bulan berada di sekitar Desa Lebakharjo.

“Lima bulan lalu, pelaku juga sempat mengamuk kepada warga setempat sambil menenteng sabit, saat meminta mangga milik warga. Namun, senjata tajam itu berhasil dirampas warga,” ungkap Sumarno melalui sambungan telepon.

Menurut Sumarno, warga setempat membiarkan ODGJ itu berkeliaran di kawasan setempat meskipun tidak dikenal karena kasihan. Ia kerap ditemui tidur di poskamling.

Warga setempat pun kerap memberinya makanan.

“Pelaku pernah pula meminjam buding (senjata tradisional untuk memotong kayu) kepada warga. Namanya ODGJ, niatnya tidak jelas. Ia mengaku mau mencari kayu. Tapi saat itu, pelaku tidak menunjukkan temperamennya dan tidak mengamuk,” katanya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau