Di tengah ketidakpastian ini, Subagiyo justru memiliki harapan yang bertolak belakang dengan wacana HGB. Menurutnya, laut seharusnya semakin dilestarikan, bukan malah "diapa-apakan".
"Saya pesan ya laut harusnya semakin dilestarikan, ditanami apa itu, terumbu karang. Bukan malah diapa-apakan," pintanya dengan nada prihatin.
Baca juga: Walhi Jatim Khawatir HGB 656 Hektar di Sidoarjo untuk Reklamasi Baru
Dari caranya berbicara, tersirat kearifan seorang pelaut yang telah menghabiskan hampir empat dekade hidupnya di laut.
Baginya, laut bukan komoditas yang bisa diperjualbelikan atau dimiliki segelintir pihak. Laut adalah warisan bersama yang harus dijaga untuk generasi mendatang.
Kisah Subagiyo adalah potret kegelisahan nelayan tradisional di tengah arus modernisasi dan komersialisasi laut.
Suaranya mewakili ribuan nelayan lain yang nasibnya kini terombang-ambing di tengah ketidakpastian kebijakan HGB di laut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang