Teknik ini tak hanya berfungi menghasilkan suhu tinggi untuk menumis, tetapi juga menciptakan 'wok hei' atau aroma khas masakan yang dimasak dengan api besar.
Keunikan lainnya terletak pada irama memasak yang khas. Bunyi "teng-teng" dari spatula yang beradu dengan wajan menciptakan melodi tersendiri. Para pembeli dibuat tidak sabar untuk segera menyantapnya.
"Ini memang cara goreng nasi goreng Kediri Anglo khas Kediri," katanya.
Meski harganya terjangkau, Rp 15.000 per porsi, kelezatan nasi goreng ini tidak main-main.
Setiap porsi disajikan dengan telur, potongan ayam, dan sambal yang telah diracik khusus.
"Sambalnya sudah diracik sebelumnya," ungkapnya lagi.
Selain merasakan nikmatnya nasi goreng khas ini, pengunjung juga dapat menambah topping sesuai selera.
Misalnya, seperti telur tambahan, pete, ikan asin, atau sosis tersedia dengan tambahan biaya mulai Rp 2.000.
Hidangan juga dilengkapi dengan acar segar yang bisa ditambahkan sesuai selera. Untuk minuman, pengunjung bisa memilih es teh atau teh hangat sebagai pendamping.
Sistem penyajian di warung ini juga unik. Setiap pesanan dimasak sesuai urutan kedatangan pembeli.
"Jadi kalau kalian ke sini jangan selonong ya. Kalau kalian ke sini harus hati-hati karena jam 8 sudah habis. Sebaiknya jam 5 sudah ready, sebelum magrib,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang