SUMENEP, KOMPAS.com - Aula lantai 2 gedung MWC NU Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mendadak jadi ruang galeri, Rabu (22/1/2025). Sebanyak 37 lukisan karya santri Pondok Pesantren Al-Ibrohimy menghiasi ruangan itu.
Baru kali ini para santri di ponpes itu menggelar pameran lukisan. Para santri hanya menggunakan kain kafan dan cat tembok untuk belajar melukis. Sebab, harga kain kanvas dan cat air untuk melukis biayanya mahal.
"Mayoritas para santri yang belajar melukis, ekonominya menengah ke bawah," kata Musyfikurrahman (37), guru seni budaya di Ponpes Al Ibrohimy kepada Kompas.com, Rabu (22/1/2025).
Baca juga: Swasembada Pangan, Setiap Polsek di Sumenep Terima 2 Ekor Kambing
Secara kualitas, kain kafan dan cat tembok yang digunakan oleh para santri teksturnya lebih kasar dibandingkan dengan kanvas dan cat air yang khusus untuk melukis.
Menurut Musyfik, selain karena keterbatasan biaya, penggunaan kain kafan dan cat tembok yang kasar tersebut untuk melatih keterampilan para santri menggunakan bahan lukis yang tidak sesuai standar.
"Nanti kalau mereka (santri) menggunakan kanvas dan cat yang khusus melukis, yang lebih halus, akan lebih baik hasilnya," terangnya.
Baca juga: Sektor Kelautan Sumenep Dilirik Konsultan PBB untuk Ekonomi Biru
Meskipun hanya bermodal kain kafan dan cat tembok, para santri dari Pondok Pesantren Al Ibrohimy ini tetap mampu melahirkan karya seni lukis yang layak diapresiasi.
Seorang santri, pemilik lukisan berjudul Burung Surga, Mamluatul Hikmah, mengaku senang mengikuti pameran lukisan yang dibuka untuk umum ini.
Foto lukisan karya santri berjudul Kabut Senja di Sumenep, Rabu (22/1/2025)"Karena selama ini pameran hanya digelar di sekolah saja," katanya.
Mamluatul Hikmah berharap pameran lukisan antar-santri terus digelar secara berkala sebagai motivasi untuk konsisten melukis.
Pameran lukisan puluhan santri ini digelar sejak 20 - 30 Januari 2025. Pameran ini merupakan rangkaian kegiatan Pekan Rajabiyah yang digelar oleh MWC NU Pragaan.
Selain pameran lukisan, penyelenggara juga menggelar lomba melukis, mobile legend, tartil quran dan kompetisi Aswaja.
"Untuk pameran lukisan, setahu kami ini adalah yang pertama," kata Sekretaris Panitia Pekan Rajabiyah, Mat Toyu.
Ke depan, Toyu berharap pameran lukisan dipersiapkan dengan lebih maksimal, sehingga bisa menampung banyak lukisan karya para santri sekaligus menjadi media silaturrahmi para pelukis.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang