Sri Wahyuni mengatakan, saat ini harga satu kemasan kripik tempe rata-rata Rp 6.000 - Rp 6.500 dengan berat 100 gram. Kenaikan harga terjadi terakhir kali saat jelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 lalu yang rata-rata masih Rp 5.500 setiap bungkusnya.
Pelaku usaha kripik tempe lainnya, Laili Afrida mengatakan, kenaikan harga elpiji tak masalah baginya asalkan ketersediaan terjaga. Dia setiap harinya membutuhkan sekitar 3 tabung elpiji untuk menghasilkan 57-60 bungkus kripik tempe.
"Enggak apa-apa naik, yang penting barang (pasokan elpiji) ada," katanya.
Dia mengatakan, adanya kenaikan harga elpiji tidak akan membuatnya menaikkan harga produk kripik tempenya. Produknya sudah naik harga dari Rp 5.500 dan saat ini menjadi Rp 6.500. Menurutnya, kondisi ini sudah cukup dan tak menjadi persoalan.
"Pembeli saya alhamdulillah enggak kesulitan, karena pelanggan sudah tahu rasa produk saya, malah kata pelanggan saya kalau harganya dinaikkan tidak menolak asalkan bahan baku jangan dikurangi. Tapi saya tidak menaikkan harga, karena sebelumnya sudah saya naikkan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram akan diberlakukan Rp 18.000 setiap tabung pada Rabu (15/1/2025). HET terbaru ini berlaku di tingkat pangkalan seluruh daerah kota atau kabupaten di Jawa Timur dari sebelumnya Rp 16.000.
Kebijakan ini sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 yang diterbitkan pada 24 Desember 2024.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang