Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Kripik Tempe Sanan Malang Putar Otak Hadapi Kenaikan Harga Elpiji 3 Kg

Kompas.com, 14 Januari 2025, 22:12 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pelaku usaha di Kampung Tempe Sanan, Kota Malang, Jawa Timur, harus putar otak menghadapi kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram yang akan berlaku di tingkat pangkalan se-Jawa Timur mulai Rabu (15/1/2025) besok.

HET elpiji 3 kilogram naik dari sebelumnya Rp 16.000 menjadi Rp 18.000.

Ketua Pokdarwis Kampung Tempe Sanan, Dra Trinil Sri Wahyuni mengatakan, pelaku usaha kripik tempe hanya menerima informasi selentingan saja terkait akan adanya kenaikan harga elpiji.

Baca juga: Harga Elpiji 3 Kg Naik, Warga Banyuwangi Diimbau Beli Langsung ke Pangkalan

Kondisi ini berdampak karena ada sekitar 80 persen dari sekitar 500 produsen kripik tempe merupakan pengguna elpiji.

"Sangat berdampak tentunya, karena tabung elpiji melon (3 kilogram) di sini sangat dibutuhkan oleh pengrajin kripik tempe Sanan, di sisi lain memang ada yang menggunakan biogas, kemudian kayu bakar untuk memberi kesempatan yang legend karena Kampung Tempe Sanan di sini untuk wisata juga," kata Sri Wahyuni, Selasa (14/1/2025).

Baca juga: Harga Elpiji 3 Kg di Jawa Timur Naik, Penjual: Pelanggan Tak Masalah asal Stok Ada

Para pelaku usaha rata-rata menggunakan 3-5 tabung gas elpiji melon setiap harinya sesuai kapasitas produksi. Ada sekitar 5 pangkalan elpiji yang mencakup dua wilayah RW di sana dan rata-rata menyuplai para pelaku usaha kripik tempe.

"Di sini sudah dimintai KTP dan sebagainya, sudah ada pelanggannya sendiri-sendiri," katanya.

Para produsen kripik tempe akan mencari cara apabila kenaikan harga elpiji terlalu berdampak terhadap perolehan keuntungan. Biasanya pelaku usaha akan mengurangi jumlah satu atau dua kepingan tempe dalam satu kemasan produk.

Hal itu supaya harga setiap produk kripik tempe dapat dijual dengan harga yang sama meskipun terjadi kenaikan harga bahan baku.

"Itu kembali lagi ke pelaku usahanya sendiri menaikkan harga atau tidak, biasanya harga jual agar bisa tetap sama jadi jumlah kepingannya dikurangi satu atau dua. Tapi, kalau memang harga bahan baku seperti tepung, telur, minyak naik, kalau terpaksa naik ya sudah naik," katanya.

Hasil kripik tempe yang baru digoreng dari produk milik Laili Afrida di Kampung Tempe Sanan, Kota Malang, Jawa Timur. KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Hasil kripik tempe yang baru digoreng dari produk milik Laili Afrida di Kampung Tempe Sanan, Kota Malang, Jawa Timur.
Sri Wahyuni mengatakan, saat ini harga satu kemasan kripik tempe rata-rata Rp 6.000 - Rp 6.500 dengan berat 100 gram. Kenaikan harga terjadi terakhir kali saat jelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 lalu yang rata-rata masih Rp 5.500 setiap bungkusnya.

Pelaku usaha kripik tempe lainnya, Laili Afrida mengatakan, kenaikan harga elpiji tak masalah baginya asalkan ketersediaan terjaga. Dia setiap harinya membutuhkan sekitar 3 tabung elpiji untuk menghasilkan 57-60 bungkus kripik tempe.

"Enggak apa-apa naik, yang penting barang (pasokan elpiji) ada," katanya.

Dia mengatakan, adanya kenaikan harga elpiji tidak akan membuatnya menaikkan harga produk kripik tempenya. Produknya sudah naik harga dari Rp 5.500 dan saat ini menjadi Rp 6.500. Menurutnya, kondisi ini sudah cukup dan tak menjadi persoalan.

"Pembeli saya alhamdulillah enggak kesulitan, karena pelanggan sudah tahu rasa produk saya, malah kata pelanggan saya kalau harganya dinaikkan tidak menolak asalkan bahan baku jangan dikurangi. Tapi saya tidak menaikkan harga, karena sebelumnya sudah saya naikkan," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram akan diberlakukan Rp 18.000 setiap tabung pada Rabu (15/1/2025). HET terbaru ini berlaku di tingkat pangkalan seluruh daerah kota atau kabupaten di Jawa Timur dari sebelumnya Rp 16.000.

Kebijakan ini sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 yang diterbitkan pada 24 Desember 2024.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau