Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Banyuwangi Resah Harga Sapi Anjlok hingga Rp 3 Juta Imbas PMK

Kompas.com, 9 Januari 2025, 18:15 WIB
Fitri Anggiawati,
Aryo Putranto Saptohutomo

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Peternak sapi di Banyuwangi merana karena harga jual sapi di pasaran anjlok sejak virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) mulai mewabah.

Hal itu berimbas pada merosotnya pendapatan mereka. Di Pasar Hewan Rogojampi, para pedagang sapi meluapkan keresahan karena kini nyaris tak ada lagi pembeli dari luar Kota Banyuwangi.

Hal itu berbanding jauh dengan kondisi normal sebelum PMK yang terdeteksi sejak Desember 2024 lalu.

“Biasanya dari Bondowoso, Jombang bahkan dari Bandung belanja ke sini atau di Pasar Hewan Glenmore. Sekarang sama sekali tidak ada yang belanja,” kata pedagang sapi di Pasar Hewan Rogojampi, Muslim, saat ditemui pada Kamis (9/1/2024).

Baca juga: PMK Serang Sapi di Sukoharjo, 57 Ekor Terinfeksi, Kecamatan Mana Saja?

Jika pun ada, kata Muslim, pembeli yang datang akan menawar sapi miliknya dengan harga jauh di bawah pasaran, yaitu Rp 2-3 jutaan atau bahkan lebih rendah lagi.

“Awalnya Rp 14 juta ditawar cuma Rp 11 juta saja. Sangat terasa sekali dampaknya, putar otak untuk modal dan kebutuhan hidup,” ucap Muslim.

Meski memilih tetap bertahan pada profesi tersebut, tetapi perlahan Muslim tak lagi menjual sapi miliknya, melainkan beralih menjadi makelar bagi teman-teman peternak lainnya yang ia kenal.

“Biasanya saya bawa beberapa sapi, bisa jual 1 sampai 3 ekor. Sekarang tidak ada sama sekali, tidak berani jual, makelaran saja,” ujar Muslim

Langkah itu dipilih karena apabila Muslim meneruskan usahanya, dia takut sapi-sapi yang dibawanya tak terjual sehingga menimbulkan kerugian dari segi biaya dan tenaga.

Baca juga: Cegah PMK, Disnakkeswan Jateng Perketat Pengawasan Lalu Lintas Ternak di Perbatasan Provinsi

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, sejak terdeteksi pada Desember 2024 sampai 8 Januari 2025, terdapat 26 ekor sapi di Banyuwangi yang terjangkit PMK.

Sejauh ini belum ada kasus kematian ternak. Dari sapi-sapi yang terdeteksi PMK, 10 di antaranya sudah dinyatakan sembuh sementara sisanya masih dalam penanganan dan isolasi.

“Ada 10 ekor yang sembuh, yang awal-awal itu. Karena peternaknya intens, harus dipinggirkan, diobati, Alhamdulilah bisa tertangani,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, drh. Nanang Sugiarto.

Baca juga: Kementan Sebut Pasar yang Terindikasi Dimasuki Ternak Terjangkit PMK Sudah Ditutup

Nanang menambahkan, vaksinasi juga terus digencarkan dengan melakukan penyemprotan desinfektan ke sejumlah pasar hewan dan peternakan, serta memberikan edukasi kepada para peternak terkait langkah-langkah yang diperlukan ketika mendapati adanya kasus PMK.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau