SURABAYA, KOMPAS.com - Atap Gedung Setan Surabaya yang berada di Jalan Banyu Urip, Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur, ambrol pada Rabu (18/12/2024). Sebanyak 60 orang penghuni dievakuasi untuk menghindari jatuhnya korban.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tampak puluhan warga berada di depan Gedung Setan sekitar pukul 22.00 WIB. Terlihat di wajah mereka kebingungan.
Sedangkan, petugas BPBD Surabaya memanggil nama penghuni Gedung Setan menggunakan pengeras suara. Petugas mendata warga serta memberitahukan terkait lokasi pengungsian.
Baca juga: Diprediksi, Ada 288.463 Penumpang KA di Surabaya Selama Libur Natal
Mengenai hal tersebut, Camat Sawahan, Amiril Hidayat mengatakan, informasi dari masyarakat setempat atap Gedung Setan ambrol ketika hujan mengguyur sekitar pukul 17.00 WIB.
"Laporan dari warga dan kelurahan, memang turun hujan tapi enggak deras sebenarnya. Tapi intinya bangunan itu sudah lapuk," kata Amiril, ketika ditemui di lokasi, Rabu (18/12/2024) malam.
Baca juga: Pemkot Surabaya Sewa 5 Mobil Listrik, 1 Unit Rp 13 Juta Per Bulan
Amiril menyebut, total ada 60 orang atau 16 kepala keluarga yang tinggal di bangunan bekas peninggalan Belanda itu. Semua penghuni dipastikan selamat atas peristiwa tersebut.
"Enggak hujan angin, enggak deras juga, gerimis kok. Tapi karena bangunan ini sudah lama berdiri, saat zaman Belanda, otomatis secara struktur tidak bagus, kita naik pun enggak berani," ujarnya.
Warga saat menunjukan salah satu atap Gedung Setan Surabaya yang jebol, Rabu (18/12/2024).Saat ini, kata Amiril, pihaknya masih mendata identitas para penghuni Gedung Setan. Mereka akan diminta memilih untuk tinggal bersama keluarga atau di pengungsian.
"(Lokasi evakuasi) itu yang kita pikirkan kembali. Sementara ini yang penting mereka aman dulu dan bangunan juga tetap dijaga, agar barang yang ada di dalam tetap aman," jelasnya.
Sementara itu, petugas BPBD Surabaya terlihat mengantarkan sejumlah peralatan yang terbungkus karung ke Balai RW 06. Hal tersebut untuk keperluan para pengungsi nantinya.
"Bagi warga yang selesai (didata) dan membutuhkan penginapan sudah disiapkan di Balai RW, ada kasur, bantal dan lain-lain di sana. Ada bantuan selama 10 hari termasuk pakaian," kata petugas.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang