TRENGGALEK, KOMPAS.com - Ribuan rumah warga di Kabupaten Trenggalek terendam banjir. Selain itu, sejumlah fasilitas umum seperti bangunan SD juga tergenang air pada Senin (16/12/2024).
Sekitar 2.000 warga di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, terdampak banjir. Banjir di wilayah tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur sejak Minggu (15/12/2024) sore hingga malam.
Air mulai merendam permukiman warga sekitar pukul 22.00 WIB. Puncak ketinggian air di Kelurahan Kelutan terjadi sekitar pukul 00.00 WIB, Senin (16/12/2024) dini hari.
Baca juga: Banjir Rendam Lhokseumawe: 230 Jiwa Mengungsi dan Sawah Terendam
"Akibatnya, sekitar 2.000 warga di tujuh Rukun Tetangga (RT) Kelurahan Kelutan terdampak banjir," terang Kepala Kelurahan Kelutan, Pamudji Rohmat, di lokasi banjir, Senin (16/12/2024).
Sekitar pukul 12.00 WIB, Senin (16/12/2024), sebagian besar air sudah mulai surut, meski masih ada yang menggenang permukiman warga.
Wilayah paling parah terendam banjir yakni RT 11 dan RT 12 Kelurahan Kelutan Trenggalek.
Di dua lokasi tersebut, merupakan titik paling rendah dibandingkan lingkungan lain di Kelurahan Kelutan. Sehingga, ketinggian air di dua RT tersebut mencapai sekitar 1 meter hingga 1,5 meter.
"Untuk saat ini, titik terendah ada di area RT 11 dan RT 12. Sehingga lebih lama untuk surut dibanding lingkungan lainnya yang lebih tinggi," terang Muji Rohmad.
Di aliran Sungai Ngasinan, debit air sudah mulai surut meski masih termasuk tinggi.
Pintu air apung dari saluran air warga ke aliran Sungai Ngasinan sudah terbuka. Dengan begitu, banjir yang menggenang di Kelurahan Kelutan berangsur surut.
"Lingkungan yang masih terendam masih menunggu air masuk ke Sungai Ngasinan karena adanya pintu air apung. Sehingga ketika Sungai Ngasinan besar melebihi batas, pintu air apung menutup dengan sendirinya dan akan terbuka setelah sungainya surut. Otomatis, banjir di lingkungan ini segera masuk ke Sungai Ngasinan," terang Muji Rohmad.
Pihak pemerintah desa serta Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji dan air mineral kepada warga terdampak.
"Bersama Pak Bupati Trenggalek, kami sudah meninjau lokasi di beberapa titik, serta melakukan pembersihan sampah yang ada di aliran sungai menggunakan alat berat agar saluran air lancar masuk ke Sungai Ngasinan," terang Muji Rohmad.
Pihaknya juga sudah berkordinasi dengan berbagai pihak untuk antisipasi penanganan apabila terjadi banjir.
"Kita usulkan bahwasannya ada kualifikasi penanganan banjir selama ini yang sering terjadi," terang Muji Rohmad.
Usulannya, ke depan agar pemerintah menyediakan bantuan berupa pompa air berkapasitas besar, sehingga bisa memindahkan air yang menggenang kawasan permukiman menuju aliran Sungai Ngasinan dengan cepat.
"Kita usulkan untuk dapatnya disediakan bantuan berupa pompa air besar sehingga bisa memindahkan air yang menggenangi lingkungan menuju sungai," terang Muji Rohmad.
"Semua aliran sungai dari wilayah Kecamatan Tugu, Pule, Karangan, kemudian Kecamatan Bendungan, semua masuk ke Sungai Ngasinan. Dan itu memungkinkan terjadinya akumulasi volume air yang besar yang memungkinkan kembali terjadinya banjir," sambung Muji Rohmad.
Tidak hanya permukiman, banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum, yakni kantor Kelurahan Kelutan, dua Sekolah Dasar (SD), dua pondok pesantren berikut sekolah formal, serta Puskesmas Pembantu.
"Fasilitas umum yang terdampak meliputi Kelurahan Kelutan, kemudian ada dua SD, ada Puskesmas Pembantu, dan dua Pondok Pesantren yang di dalamnya juga ada beberapa sekolah formal antara lain seperti SD, MTS, SMP, SMK, dan Madrasah Aliyah," terang Muji Rohmad.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang