KOMPAS.com – Aroma sedap menguar ketika Teguh membuka periuk berisi kuah soto bercampur potongan daging sapi.
Dengan cekatan, Teguh meracik soto untuk dihidangkan bagi para pelanggannya.
Sekilas tidak ada yang istimewa dari warung soto bernama Warung Soto Pak Djimin itu, dibanding warung soto lainnya. Luas lapaknya hanya seluas sekitar 2x2 meter persegi.
Pelanggannya berdatangan silih berganti ke Warung Soto Pak Djimin itu. Dari sisi lokasi, bisa dibilang tidak cukup strategis.
Baca juga: Ungkrung Ulat Jati, Kuliner Ekstrem Gunungkidul pada Awal Musim Hujan
Para pelanggan harus masuk dan menyusuri lorong-lorong pasar tradisional Gondanglegi, Kabupaten Malang untuk sampai ke warung itu.
Namun, warung soto dengan ciri khas kuah yang dominan rasa terasi dan udang itu sudah melegenda, terutama bagi warga setempat. Sebab, warung itu sudah ada lebih dari 5 dekade karena berdiri pada 1967 silam.
"Orang-orang menyebut soto kami sebagai soto khas Gondanglegi," ujar Teguh saat ditemui, Selasa (19/11/2024).
Sebab, menurut Teguh, sejak didirikan oleh almarhum Pak Torjo, soto Pak Djimin itu dikenal mempunyai resep yang berbeda dengan soto pada umumnya.
"Kalau soto pada umumnya, mungkin dagingnya menggunakan daging ayam, tapi kami menggunakan daging sapi," ujarnya.
Daging sapi itu dipotong-potong dengan ukuran kecil. Kemudian dimasukkan ke dalam adonan kuah yang sudah dibumbui dengan aneka rempah-rempah.
Baca juga: Dari Bakso Beringin ke Bakso Pojok: Perjalanan Sejarah Kuliner Malang sejak 1972
Lebih dari itu, Warung Soto Pak Djimin memiliki resep rahasia dari kelezatan rasa sotonya, yakni rasa terasi dan udang yang begitu kuat pada kuahnya.
"Kami memasukkan terasi dan udang lebih banyak dalam adonan kuah, sehingga rasa terasi dan udang itu lebih dominan," tuturnya.
"Itu adalah resep pakem, turun temurun sejak dari kakek saya dulu," imbuhnya.
Secara visual, kuahnya terlihat lebih pekat dan kental. Setelah adonan kuah sudah siap, daging sapi segar yang sudah dipotong-potong kecil akan dimasukkan ke dalam adonan kuah.
Kemudian diaduk hingga matang dan bumbu meresap ke dalam daging.
"Setelah matang, maka soto siap dihidangkan pada pelanggan," ujarnya sambil tersenyum.
Dalam racikannya, kuah soto beserta daging akan dituang ke dalam mangkok berisi nasi. Kemudian akan diberi toping toge dan potongan bawang daun.
Baca juga: Nestapa Pecel Semanggi, Ikon Kuliner Surabaya yang Ditinggal Anak Muda
"Akan lebih nikmat kalau disantap dengan sate komo dan tempe, serta kerupuk kulit sapi," terangnya.
Setiap porsi, Teguh mematok harga Rp 12.000 per mangkok. Ia juga menerima pesanan katering untuk warga-warga yang menggelar hajatan.
"Publik figur yang pernah makan di sini bassis Band Slank, Ivanka, diajak temannya, warga asli Malang sini, yang juga pelanggan setia kami," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang