PAMEKASAN, KOMPAS.com – Muhammad Hafid (46), pengecer elpiji tiga kilogram asal Kelurahan Kangenan, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menambah pundi-pundi keuntungan berkat modifikasi di mobilnya.
Sejak lebih dari dua tahun lalu, Daihatsu Grand Max keluaran tahun 2017 yang digunakannya untuk berjualan dimodifikasi untuk bisa memakai bahan bakar gas. Hafid pun mengaku meraup keuntungan lebih, dan usahanya meningkat signifikan.
"Sejak berubah menjadi BBG, keuntungan usaha yang saya peroleh menjadi berlipat. Biaya operasional bahan bakar jauh lebih irit dibandingkan saat menggunakan BBM," ujar Hafid saat ditemui di tokonya, Senin (28/10/2024) kemarin.
Baca juga: Nelayan di Lumajang Mulai Beralih ke Bahan Bakar Gas
Hafid menjelaskan, dengan menggunakan tabung "gas melon", mobilnya dapat menempuh jarak hingga 50 kilometer. Sedangkan, dengan BBM jenis Pertalite, seliter hanya mampu menempuh jarak 10 km.
"Jika sama-sama perjalanan 50 kilometer, maka menggunakan BBG lebih hemat Rp 40.000 untuk kendaraan 1.300 cc," cetus dia.
Sebelum beralih ke BBG, usaha yang dijalankan Hafid tidak banyak menguntungkan. Kini, usahanya berkembang dari satu pangkalan elpiji menjadi dua pangkalan, dan bahkan merambah ke bisnis air mineral.
"Dulu hanya saya yang berjualan elpiji, sekarang istri juga ikut berjualan keliling kampung jika ada pesanan dari warga," imbuh dia.
Baca juga: BBM Naik, Nelayan di Lumajang Beralih Gunakan Bahan Bakar Gas