Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grand Max Pakai "Gas Melon", Kisah Sukses Pedagang Elpiji di Pamekasan

Kompas.com, 29 Oktober 2024, 09:57 WIB
Taufiqurrahman,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Muhammad Hafid (46), pengecer elpiji tiga kilogram asal Kelurahan Kangenan, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menambah pundi-pundi keuntungan berkat modifikasi di mobilnya.

Sejak lebih dari dua tahun lalu, Daihatsu Grand Max keluaran tahun 2017 yang digunakannya untuk berjualan dimodifikasi untuk bisa memakai bahan bakar gas. Hafid pun mengaku meraup keuntungan lebih, dan usahanya meningkat signifikan.

"Sejak berubah menjadi BBG, keuntungan usaha yang saya peroleh menjadi berlipat. Biaya operasional bahan bakar jauh lebih irit dibandingkan saat menggunakan BBM," ujar Hafid saat ditemui di tokonya, Senin (28/10/2024) kemarin.

Baca juga: Nelayan di Lumajang Mulai Beralih ke Bahan Bakar Gas

Hafid menjelaskan, dengan menggunakan tabung "gas melon", mobilnya dapat menempuh jarak hingga 50 kilometer. Sedangkan, dengan BBM jenis Pertalite, seliter hanya mampu menempuh jarak 10 km.

"Jika sama-sama perjalanan 50 kilometer, maka menggunakan BBG lebih hemat Rp 40.000 untuk kendaraan 1.300 cc," cetus dia.

Sebelum beralih ke BBG, usaha yang dijalankan Hafid tidak banyak menguntungkan. Kini, usahanya berkembang dari satu pangkalan elpiji menjadi dua pangkalan, dan bahkan merambah ke bisnis air mineral.

"Dulu hanya saya yang berjualan elpiji, sekarang istri juga ikut berjualan keliling kampung jika ada pesanan dari warga," imbuh dia.

Baca juga: BBM Naik, Nelayan di Lumajang Beralih Gunakan Bahan Bakar Gas

Inovasi modifikasi kendaraan

Salah satu komponen yang dipasang di karburator mesin untuk menyuplai gas ke mesin mobil milik Muhammad Hafid, yang bahan bakarnya dirubah dari BBM ke BBG. Harga komponen tambahanyang dipasang di mesin mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 600.000KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN Salah satu komponen yang dipasang di karburator mesin untuk menyuplai gas ke mesin mobil milik Muhammad Hafid, yang bahan bakarnya dirubah dari BBM ke BBG. Harga komponen tambahanyang dipasang di mesin mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 600.000
Hafid memutuskan untuk memodifikasi kendaraannya setelah merasa resah dengan keuntungan yang minim dari usahanya.

Dengan harga BBM yang terus naik dan harga jual yang stagnan, ia merasa perlu mencari solusi.

"Saya bertemu teman dari STM yang memiliki bengkel otomotif. Kami menonton video di YouTube tentang cara modifikasi kendaraan dari BBM ke gas dan melakukan uji coba," ungkap dia.

Mulyadi, teman sekolah Hafid yang membantu modifikasi menjelaskan, proses tersebut tidak langsung berhasil.

"Kami sampai bolak-balik menghubungi pemilik akun YouTube modifikasi BBG asal Banyuwangi. Setelah dibimbing berkali-kali, akhirnya mesin bisa menyala," sebut dia.

Mulyadi juga menambahkan, untuk memodifikasi kendaraan, tidak banyak peralatan yang diperlukan.

Baca juga: Permen ESDM yang Mewajibkan Penggunaan Bahan Bakar Gas Segera Terbit

"Biaya peralatan berkisar Rp 200.000-Rp 600.000 untuk satu unit kendaraan, tergantung kualitas peralatan yang dipilih," ujar dia.

Kepala Kesatuan Lalulintas Polres Pamekasan, Ajun Komisaris Polisi Bagus Wijanarko menjelaskan, Pemerintah mendorong penggunaan BBG untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

Ia menegaskan, tak ada masalah bagi masyarakat yang melakukan diversifikasi dari BBM ke BBG, selama mengikuti standar yang ditetapkan Pemerintah.

"Jadi masyarakat harus ikut standar dari Pemerintah yang sudah teruji kelayakannya," ujar dia.

Hafid mengaku telah memodifikasi seluruh kendaraan miliknya ke BBG, termasuk mobil Toyota Avanza dan motornya.

Baca juga: Pertamina Kenalkan BBG GasKu di IIMS 2024, Harga Rp 4.500 per Liter

"Tidak pernah ada masalah dengan mesin. Kecepatannya relatif sama dengan menggunakan BBM," kata Hafid.

Dengan adanya modifikasi ini, Hafid berharap dapat terus mengembangkan usahanya dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dengan menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Gerai Koperasi Merah Putih Dibangun di Lahan Produktif, Aktivis Lingkungan Bersuara
Gerai Koperasi Merah Putih Dibangun di Lahan Produktif, Aktivis Lingkungan Bersuara
Surabaya
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Surabaya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau