Sejak lebih dari dua tahun lalu, Daihatsu Grand Max keluaran tahun 2017 yang digunakannya untuk berjualan dimodifikasi untuk bisa memakai bahan bakar gas. Hafid pun mengaku meraup keuntungan lebih, dan usahanya meningkat signifikan.
"Sejak berubah menjadi BBG, keuntungan usaha yang saya peroleh menjadi berlipat. Biaya operasional bahan bakar jauh lebih irit dibandingkan saat menggunakan BBM," ujar Hafid saat ditemui di tokonya, Senin (28/10/2024) kemarin.
Hafid menjelaskan, dengan menggunakan tabung "gas melon", mobilnya dapat menempuh jarak hingga 50 kilometer. Sedangkan, dengan BBM jenis Pertalite, seliter hanya mampu menempuh jarak 10 km.
"Jika sama-sama perjalanan 50 kilometer, maka menggunakan BBG lebih hemat Rp 40.000 untuk kendaraan 1.300 cc," cetus dia.
Sebelum beralih ke BBG, usaha yang dijalankan Hafid tidak banyak menguntungkan. Kini, usahanya berkembang dari satu pangkalan elpiji menjadi dua pangkalan, dan bahkan merambah ke bisnis air mineral.
"Dulu hanya saya yang berjualan elpiji, sekarang istri juga ikut berjualan keliling kampung jika ada pesanan dari warga," imbuh dia.
Dengan harga BBM yang terus naik dan harga jual yang stagnan, ia merasa perlu mencari solusi.
"Saya bertemu teman dari STM yang memiliki bengkel otomotif. Kami menonton video di YouTube tentang cara modifikasi kendaraan dari BBM ke gas dan melakukan uji coba," ungkap dia.
Mulyadi, teman sekolah Hafid yang membantu modifikasi menjelaskan, proses tersebut tidak langsung berhasil.
"Kami sampai bolak-balik menghubungi pemilik akun YouTube modifikasi BBG asal Banyuwangi. Setelah dibimbing berkali-kali, akhirnya mesin bisa menyala," sebut dia.
Mulyadi juga menambahkan, untuk memodifikasi kendaraan, tidak banyak peralatan yang diperlukan.
"Biaya peralatan berkisar Rp 200.000-Rp 600.000 untuk satu unit kendaraan, tergantung kualitas peralatan yang dipilih," ujar dia.
Kepala Kesatuan Lalulintas Polres Pamekasan, Ajun Komisaris Polisi Bagus Wijanarko menjelaskan, Pemerintah mendorong penggunaan BBG untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
Ia menegaskan, tak ada masalah bagi masyarakat yang melakukan diversifikasi dari BBM ke BBG, selama mengikuti standar yang ditetapkan Pemerintah.
"Jadi masyarakat harus ikut standar dari Pemerintah yang sudah teruji kelayakannya," ujar dia.
Hafid mengaku telah memodifikasi seluruh kendaraan miliknya ke BBG, termasuk mobil Toyota Avanza dan motornya.
"Tidak pernah ada masalah dengan mesin. Kecepatannya relatif sama dengan menggunakan BBM," kata Hafid.
Dengan adanya modifikasi ini, Hafid berharap dapat terus mengembangkan usahanya dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dengan menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/10/29/095727778/grand-max-pakai-gas-melon-kisah-sukses-pedagang-elpiji-di-pamekasan