MALANG, KOMPAS.com – Calon gubenur Jawa Timur nomor urut 3 Tri Rismaharini bercerita tentang dirinya yang terkesan galak selama menjadi wali kota Surabaya. Hal itu disampaikannya saat bertemu dengan Majelis Kiai Kampung Ahli Sunnah Waljamaah (Makka Aswaja) di Desa Brongkal, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Rabu (3/10/2024) siang.
“PNS kalau tidak dimarahi maka akan ngentit (mencuri),” ungkapnya, Senin (3/10/2024).
“Pas ngamuk direkam, terus disebar. Jadinya saya dituduh suka ngamuk,” imbuhnya disambut riuh tawa para hadirin.
Baca juga: Ziarah ke Makam Kyai Ageng Muhammad Besari, Risma Cerita Keberanian Tutup Lokalisasi Dolly.
Namun, galaknya Risma bukan tanpa alasan. Sebagai pemimpin ia tidak ingin melalaikan amanah dengan membiarkan anak buahnya berlaku tidak baik.
“Daripada saya masuk neraka, karena ulah anak buah saya. Saya tidak salah, saya dimasukin neraka, ya enggak mau saya,” tuturnya.
Baca juga: Cerita Risma “Disambati” Lansia Miskin Saat Kunjungan ke Pasar di Ponorogo
Ia menyadari bahwa menjadi pemimpin mempunyai risiko yang cukup berat dan mempunyai cobaan yang bermacam-macam.
“Saya pernah ada reklame salah di Surabaya, saya potong. Kemudian, saat itu anak buah pemilik reklame dikasih uang untuk dikasihkan ke saya. Sehingga saya lempar ke orangnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, hingga saat ini pun dirinya juga tidak pernah berdoa untuk dijadikan sebagai gubernur Jawa Timur.
“Biarkan saya manut sama takdir Tuhan saja,” katanya.
Namun, apabila nantinya ia ditakdirkan menjadi gubernur Jawa Timur, Risma berjanji akan mencanangkan program untuk menambah insentif untuk guru swasta serta guru pondok pesantren.
“Nanti akan kita hitung pastinya. Kemarin saya simulasikan kalau Rp 1 juta cukup,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang