Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudiono-Helmi, Pasangan Suami Istri yang Jadi Anggota DPRD Pasuruan

Kompas.com, 6 September 2024, 10:02 WIB
Moh. Anas,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 menjadi momen bersejarah bagi Sudiono Fauzan (50) dan Helmi (45). Sebab, pasangan suami istri asal Kabupaten Pasuruan ini terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan untuk periode 2024-2029 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Keduanya kini telah resmi menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan setelah dilantik beberapa waktu lalu.

Sudiono yang sudah lama aktif sebagai politisi PKB mengaku siap ditempatkan di bidang apa pun, sedangkan istrinya memilih di bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan.

"Waktu untuk berkumpul atau bertemu kini lebih lama karena sering berangkat bareng (bersama-sama)," kata Mas Dion sapaan akrab Sudiono Fauzan, Jumat (6/9/2024).

Baca juga: Gara-gara 1 Lurah Nakal, BKD Kota Pasuruan Disiplinkan ASN

Sudiono menceritakan, awalnya pencalonan istrinya sekedar untuk memenuhi kuota perempuan. Sebab, sesuai persyaratan, pencalonan legislatif di setiap daerah pemilihan (dapil) harus menyertakan kuota 30 persen perempuan.

"Ya untuk mencari kader perempuan di karir politik kan tidak gampang, yang paling mudah ya menaruh anggota keluarga saja untuk memenuhi kuota di dapil itu," kata Sudiono yang merupakan sekretaris DPC PKB Kabupaten Pasuruan.

Baca juga: 3 Hari Perpanjangan Waktu, Tak Ada Penambahan Pendaftar di Kota Pasuruan

Karier politik Sudiono di PKB terlihat sejak masih jadi mahasiswa. Dia dikenal dekat dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar karena sama-sama menjadi aktivis 98 dan pernah menjadi Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pasuruan tahun 1998.

Usai menjadi mahasiswa, dia lantas bergabung dengan PKB. Sedangkan jabatan terakhir di lembaga legislatif menjadi Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan periode 2019-2024.

Sudiono mengatakan, menjadi politisi adalah hobinya. Karena itu, karir politiknya menjadi awet. Dia tercatat sudah dua kali menjabat sebagai ketua DPRD Kabupaten Pasuruan.

"Kalau tidak passion di politik jangan paksakan. Bakal tidak nyaman. Sejak awal saya niatkan untuk berkhidmat (mengabdikan diri) pada masyarakat," katanya.

Dari catatan hasil Pemilu 2024, Sudiono Fauzan hampir tidak terpilih menjadi anggota legislatif karena perolehan suaranya hanya 8.282 suara atau mendapat jatah kursi terakhir dari 8 kursi di Dapil 2 Pasuruan (Kraton, Pohjentrek, Rembang dan Wonorejo).

"Karena saya yakin warga di Dapil saya akan memilih, makanya saya konsentrasi penuh di Dapil-nya istri. Karena di Dapil-nya sangat berat. Eh malah saya sendiri hampir tidak jadi," katanya.

Sementara itu, Neng Helmi yang sudah dikaruniai tiga anak itu tidak menyangka dirinya bakal terpilih pada Pemilu 2024. Dia mengaku awalnya hanya untuk mengisi kuota perempuan.

Namun, saat dirinya tercatat dalam Daftar Calon Tetap (DCT) dan mendapatkan dukungan penuh dari suaminya, akhirnya memutuskan aktif berkampanye.

Untuk bertarung di Dapil 1 Pasuruan (Bangil, Beji dan Gempol), Ning Helmi yang berprofesi sebagai guru itu harus bersaing dengan 9 orang incumbent. Mengandalkan jaringan pertemanan profesi, organisasi serta jaringan parpolnya, dia meraih suara sebanyak 10.570 suara sah atau suara terbanyak ke-5 dari 9 kursi di Dapil 1 Pasuruan.

"Nantinya saya akan memilih di bidang pemberdayaan perempuan, pendidikan atau kesehatan guna membantu warga yang butuh perhatian itu," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau