PASURUAN, KOMPAS.com - Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 menjadi momen bersejarah bagi Sudiono Fauzan (50) dan Helmi (45). Sebab, pasangan suami istri asal Kabupaten Pasuruan ini terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan untuk periode 2024-2029 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Keduanya kini telah resmi menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan setelah dilantik beberapa waktu lalu.
Sudiono yang sudah lama aktif sebagai politisi PKB mengaku siap ditempatkan di bidang apa pun, sedangkan istrinya memilih di bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan.
"Waktu untuk berkumpul atau bertemu kini lebih lama karena sering berangkat bareng (bersama-sama)," kata Mas Dion sapaan akrab Sudiono Fauzan, Jumat (6/9/2024).
Baca juga: Gara-gara 1 Lurah Nakal, BKD Kota Pasuruan Disiplinkan ASN
Sudiono menceritakan, awalnya pencalonan istrinya sekedar untuk memenuhi kuota perempuan. Sebab, sesuai persyaratan, pencalonan legislatif di setiap daerah pemilihan (dapil) harus menyertakan kuota 30 persen perempuan.
"Ya untuk mencari kader perempuan di karir politik kan tidak gampang, yang paling mudah ya menaruh anggota keluarga saja untuk memenuhi kuota di dapil itu," kata Sudiono yang merupakan sekretaris DPC PKB Kabupaten Pasuruan.
Baca juga: 3 Hari Perpanjangan Waktu, Tak Ada Penambahan Pendaftar di Kota Pasuruan
Karier politik Sudiono di PKB terlihat sejak masih jadi mahasiswa. Dia dikenal dekat dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar karena sama-sama menjadi aktivis 98 dan pernah menjadi Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pasuruan tahun 1998.
Usai menjadi mahasiswa, dia lantas bergabung dengan PKB. Sedangkan jabatan terakhir di lembaga legislatif menjadi Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan periode 2019-2024.
Sudiono mengatakan, menjadi politisi adalah hobinya. Karena itu, karir politiknya menjadi awet. Dia tercatat sudah dua kali menjabat sebagai ketua DPRD Kabupaten Pasuruan.
"Kalau tidak passion di politik jangan paksakan. Bakal tidak nyaman. Sejak awal saya niatkan untuk berkhidmat (mengabdikan diri) pada masyarakat," katanya.
Dari catatan hasil Pemilu 2024, Sudiono Fauzan hampir tidak terpilih menjadi anggota legislatif karena perolehan suaranya hanya 8.282 suara atau mendapat jatah kursi terakhir dari 8 kursi di Dapil 2 Pasuruan (Kraton, Pohjentrek, Rembang dan Wonorejo).
"Karena saya yakin warga di Dapil saya akan memilih, makanya saya konsentrasi penuh di Dapil-nya istri. Karena di Dapil-nya sangat berat. Eh malah saya sendiri hampir tidak jadi," katanya.
Sementara itu, Neng Helmi yang sudah dikaruniai tiga anak itu tidak menyangka dirinya bakal terpilih pada Pemilu 2024. Dia mengaku awalnya hanya untuk mengisi kuota perempuan.
Namun, saat dirinya tercatat dalam Daftar Calon Tetap (DCT) dan mendapatkan dukungan penuh dari suaminya, akhirnya memutuskan aktif berkampanye.
Untuk bertarung di Dapil 1 Pasuruan (Bangil, Beji dan Gempol), Ning Helmi yang berprofesi sebagai guru itu harus bersaing dengan 9 orang incumbent. Mengandalkan jaringan pertemanan profesi, organisasi serta jaringan parpolnya, dia meraih suara sebanyak 10.570 suara sah atau suara terbanyak ke-5 dari 9 kursi di Dapil 1 Pasuruan.
"Nantinya saya akan memilih di bidang pemberdayaan perempuan, pendidikan atau kesehatan guna membantu warga yang butuh perhatian itu," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang