Editor
Terowongan itu sempat tertutup material vulkanik ketika terjadi letusan pada 1966, meski sebelumnya sempat terhindar dari kerusakan akibat letusan pada 1951.
Hingga saat ini, terowongan mitigasi Gunung Kelud yang yang dibuat pemerintah kolonial pada 1926 masih dapat berfungsi.
Salah satunya adalah sebuah terowongan sepanjang 200 meter yang dikenal masyarakat dengan nama Terowongan Ganesha atau Inlet Ganesha.
Selanjutnya setelah kejadian letusan pada 1966, pemerintah Indonesia juga membangun terowongan baru yang berlokasi 45 meter di bawah terowongan lama.
Terowongan baru ini rampung dibangun pada 1967 dan diberi nama Terowongan Ampera.
Fungsi Terowongan Ampera adalah untuk menjaga volume air di danau kawah Gunung Kelud agar tidak lebih dari 2,5 juta meter kubik.
Terowongan Ampera juga tidak luput dari dampak letusan Gunung Kelud pada 1990 yang saat itu berlangsung selama 45 hari.
Letusan pada 1990 diketahui telah melontarkan sebanyak 57,3 juta meter kubik material vulkanik, dengan lahar dingin yang mengalir hingga 24 kilometer melewati 11 sungai yang berhulu di ini.
Terowongan Ampera yang sempat tersumbat kemudian direvitalisasi dan baru selesai pada 1994.
Kondisi danau kawah Gunung Kelud, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (14/2/2024).Pasca letusan efusif yang terjadi pada 2007, danau kawah di Gunung Kelud sempat surut dan nyaris kering karena hanya menyisakan genangan saja.
Ciri khas danau kawah pun menghilang dan digantikan dengan kemunculan kubah lava yang muncul di tengah danau kawah.
Kemudian pada letusan eksplosif di tahun 2014, kubah yang menyumbat jalur keluarnya lava hancur dan membuat kawah menjadi kering.
Namun tidak menutup kemungkinan akan terbentuk danau kawah kembali setelah beberapa tahun.
Sementara itu, keberadaan terowongan mitigasi Gunung Kelud tidak kemudian langsung dilupakan begitu saja.
Salah satunya Terowongan Ganesha yang kini masih digunakan sebagai akses wisatawan untuk menuju area kawah Gunung Kelud.
Sumber:
bappeda.jatimprov.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
antarafoto.com
https://lib.ui.ac.id
Kompas.com (Palupi Annisa Auliani, Mela Arnani, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)