Editor
Terowongan pengendali air di danau kawah Gunung Kelud merupakan bagian dari upaya rehabilitasi dan menjadi salah satu langkah mitigasi struktural setelah kejadian bencana tersebut.
Fungsi terowongan ini adalah untuk menjaga volume air dengan cara mengalirkan air dari dalam danau kawah menuju sungai-sungai yang berhulu di puncak Kelud.
Pembangunan terowongan ini dilakukan setelah melihat bencana letusan yang pernah terjadi sebelumnya.
Pada kejadian letusan tahun 1915, danau kawah Kelud memiliki volume air sebesar 1,8 juta meter kubik yang membuat lahar dapat meluncur sejauh 6,5 kilometer, serta memakan tujuh korban jiwa.
Sementara pada letusan tahun 1919, danau kawah Kelud memiliki volume air sebesar 40 juta meter kubik yang membuat lahar dapat meluncur sejauh 37,5 kilometer dan memakan 5.000 lebih korban jiwa.
Sehingga diketahui bahwa semakin besar volume air di kawah Gunung Kelud dapat membuat jarak luncuran lahar ketika terjadi letusan akan semakin jauh.
Pembangunan terowongan pun dilakukan untuk mengurangi volume air danau kawah dengan tujuan mengurangi dampak letusan di masa mendatang.
Sebelum terowongan ini dibangun, pemerintah kolonial sempat membentuk Vulkaan Bewaking Dienst (Dinas Penjagaan Gunung Api) pada 16 September 1920.
Tujuan utama Vulkaan Bewaking Dienst yang kemudian pada 1922 diubah namanya menjadi Volcanologische Onderzoek (VO) adalah untuk melakukan pengamatan serta memberikan informasi kepada pemerintah dan penduduk yang berada di sekitar gunung berapi jika muncul tanda-tanda letusan.
Vulkaan Bewaking Dienst langsung bergerak dengan membangun terowongan di sekitar Kelud untuk mengalirkan volume air yang ada di kawah Gunung Kelud ke arah Kali Badak.
Pembangunan terowongan yang dipimpin oleh Von Steiger dimulai pada 1920 dengan menggali kedua dinding di sisi kawah saat kondisi air sedang kering.
Namun, pengerjaan pembangunan terowongan sempat terhenti pada 1923 karena runtuhnya terowongan yang mengakibatkan beberapa pekerja tewas.
Di tahun yang sama, pembuat terowongan kemudian dilanjutkan oleh H. Tromp dengan menambahkan pipa penyedot agar mempercepat penyedotan air kawah.
Terowongan sepanjang 955 meter ini yang kemudian selesai dibangun pada 1926.
Diketahui ada tujuh terowongan berlapis dengan level ketinggian berbeda yang dibangun oleh pemerintah kolonial pada masa itu.