Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Bacakada Lumajang Kampanye Saat Kegiatan Pemkab, Begini Penjelasan Dinas Pariwisata

Kompas.com, 23 Juli 2024, 09:51 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video berisi pidato diduga kampanye oleh bakal calon kepala daerah (bacakada) dalam event Pemerintah Kabupaten Lumajang viral di media sosial TikTok.

Video itu pertama kali diunggah akun @syahwalali pada Minggu (21/7/2024). Video berdurasi 2 menit 25 detik itu telah ditonton lebih dari 2.700 kali sejak pertama kali diunggah.

Belakangan diketahui, video itu diambil saat event festival rujak otek yang menjadi penutup rangkaian Candipuro Culture Festival, di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Dalam video itu, pengunggah juga menuliskan kalimat bernada sindiran terhadap Pemkab Lumajang.

Baca juga: Cak Thoriq Sebut Sudah Kantongi 3 Nama untuk jadi Wakilnya dalam Pilkada Lumajang 2024, 2 dari PPP

"Festival rujak otek, event rakyat atau event kampanye? Apa memang pemerintah punya kebiasaan seperti ini? Ayo dong Pak Sekda tolong ditindak, oh iya BPK yang kayak gini apa bukan temuan?" tulis akun @syahwalali.

Dalam video, salah satu bacakada di Lumajang mengatakan mohon izin dan doa restu untuk maju sebagai calon bupati.

"Saya tidak kampanye bapak ibu, saya hanya mohon izin, mohon doa restunya, tanggal 27 November ada pilihan bupati dan saya akan maju sebagai calon bupati," ucap salah satu bacakada Lumajang dalam video tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati membenarkan, peristiwa itu terjadi saat hendak pembukaan festival rujak otek di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (14/7/2024).

Yuli juga membenarkan, saat pidato itu berlangsung, dirinya berada di tempat tersebut. Namun, Yuli mengaku, saat itu ia datang sebagai tamu undangan untuk membuka acara.

"Betul memang ada pidato itu, saya juga kaget karena memang saya datang sebagai tamu undangan untuk membuka acara," kata Yuli di kantornya, Senin (22/7/2024).

Yuli menjelaskan, kegiatan Candipuro Culture Festival sepenuhnya merupakan agenda pemerintah desa.

Baca juga: PDI-P dan Gerindra Dipastikan Berkoalisi di Pilkada Lumajang 2024

Menurutnya, selama ini setiap desa di Candipuro memiliki agenda secara terpisah dalam menyambut satu suro atau satu muharam.

Oleh karenanya, Dinas Pariwisata menginisiasi untuk menggabungkan kegiatan itu dalam satu rangkaian seminggu di Candipuro bertajuk Candipuro Culture Festival.

Pemkab Lumajang, kata Yuli, hanya memfasilitasi dengan memasukkannya dalam kalender event sebagai bagian dari promosi kepada masyarakat, utamanya yang ada di luar kota supaya datang ke Lumajang.

"Jadi memang acara ini sepenuhnya desa, pembiayaan juga desa, kami hanya memfasilitasi untuk bantu promosi karena sayang kalau Candipuro yang kuat dengan budayanya ini hanya disaksikan oleh warga lokal," jelas Yuli.

"Walaupun memang yang mengajak ngobrol para kepala desa itu awalnya kami, tapi peran kami setelah itu untuk bantu promosi," lanjutnya.

Baca juga: Pilkada Lumajang, Indah Amperawati Daftar Bacabup ke Partai Demokrat

Akibat kejadian ini, kata Yuli, pihaknya akan lebih berhati-hati saat menggelar kegiatan pariwisata yang akan datang.

Mengingat, sampai November 2024, yang merupakan bulan politik masih terdapat agenda seperti South Beach Festival dan Tempeh Specta Fest.

"Saya akan melaporkan kejadian ini kepada bu Pj Bupati dan melakukan pembahasan bagaimana supaya kejadian serupa tidak terjadi karena kalau kami memang niatnya mengadakan event untuk rakyat, tidak ada muatan kepentingan lainnya," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau