Salin Artikel

Video Viral Bacakada Lumajang Kampanye Saat Kegiatan Pemkab, Begini Penjelasan Dinas Pariwisata

Video itu pertama kali diunggah akun @syahwalali pada Minggu (21/7/2024). Video berdurasi 2 menit 25 detik itu telah ditonton lebih dari 2.700 kali sejak pertama kali diunggah.

Belakangan diketahui, video itu diambil saat event festival rujak otek yang menjadi penutup rangkaian Candipuro Culture Festival, di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Dalam video itu, pengunggah juga menuliskan kalimat bernada sindiran terhadap Pemkab Lumajang.

"Festival rujak otek, event rakyat atau event kampanye? Apa memang pemerintah punya kebiasaan seperti ini? Ayo dong Pak Sekda tolong ditindak, oh iya BPK yang kayak gini apa bukan temuan?" tulis akun @syahwalali.

Dalam video, salah satu bacakada di Lumajang mengatakan mohon izin dan doa restu untuk maju sebagai calon bupati.

"Saya tidak kampanye bapak ibu, saya hanya mohon izin, mohon doa restunya, tanggal 27 November ada pilihan bupati dan saya akan maju sebagai calon bupati," ucap salah satu bacakada Lumajang dalam video tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati membenarkan, peristiwa itu terjadi saat hendak pembukaan festival rujak otek di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (14/7/2024).

Yuli juga membenarkan, saat pidato itu berlangsung, dirinya berada di tempat tersebut. Namun, Yuli mengaku, saat itu ia datang sebagai tamu undangan untuk membuka acara.

"Betul memang ada pidato itu, saya juga kaget karena memang saya datang sebagai tamu undangan untuk membuka acara," kata Yuli di kantornya, Senin (22/7/2024).

Yuli menjelaskan, kegiatan Candipuro Culture Festival sepenuhnya merupakan agenda pemerintah desa.

Menurutnya, selama ini setiap desa di Candipuro memiliki agenda secara terpisah dalam menyambut satu suro atau satu muharam.

Oleh karenanya, Dinas Pariwisata menginisiasi untuk menggabungkan kegiatan itu dalam satu rangkaian seminggu di Candipuro bertajuk Candipuro Culture Festival.

Pemkab Lumajang, kata Yuli, hanya memfasilitasi dengan memasukkannya dalam kalender event sebagai bagian dari promosi kepada masyarakat, utamanya yang ada di luar kota supaya datang ke Lumajang.

"Jadi memang acara ini sepenuhnya desa, pembiayaan juga desa, kami hanya memfasilitasi untuk bantu promosi karena sayang kalau Candipuro yang kuat dengan budayanya ini hanya disaksikan oleh warga lokal," jelas Yuli.

"Walaupun memang yang mengajak ngobrol para kepala desa itu awalnya kami, tapi peran kami setelah itu untuk bantu promosi," lanjutnya.

Akibat kejadian ini, kata Yuli, pihaknya akan lebih berhati-hati saat menggelar kegiatan pariwisata yang akan datang.

Mengingat, sampai November 2024, yang merupakan bulan politik masih terdapat agenda seperti South Beach Festival dan Tempeh Specta Fest.

"Saya akan melaporkan kejadian ini kepada bu Pj Bupati dan melakukan pembahasan bagaimana supaya kejadian serupa tidak terjadi karena kalau kami memang niatnya mengadakan event untuk rakyat, tidak ada muatan kepentingan lainnya," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/23/095157078/video-viral-bacakada-lumajang-kampanye-saat-kegiatan-pemkab-begini

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com