Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Kapal, Penumpang Tujuan Pulau Masalembu Telantar di Pelabuhan Kalianget Sumenep

Kompas.com, 8 Juli 2024, 14:55 WIB
Ach Fawaidi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Sebanyak 66 penumpang tujuan Pulau Masalembu telantar di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, karena tidak adanya kapal untuk berlayar.

Informasi tentang tidak adanya pelayaran dianggap mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Kita baru diberitahu kalau tidak ada jadwal kapal setelah tiba di pelabuhan," kata Syamsul, calon penumpang, saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/7/2024).

Baca juga: Kekurangan 5.000 Stiker Coklit, KPU Sumenep Ajukan Penambahan

Syamsul mengaku, informasi yang ia terima dari Kantor kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kalianget, kekosongan pelayaran disebabkan adanya perbaikan kapal.

Para penumpang, lanjut dia, terpaksa harus bertahan di Pelabuhan Kalianget hingga adanya keberangkatan kapal. Sebagian lagi memilih kembali ke rumah sanak saudaranya yang ada di Sumenep.

"Beberapa ada yang bertahan (di pelabuhan Kalianget), beberapa ada yang balik ke rumah saudaranya," pungkasnya.

Baca juga: KM Sabuk Nusantara Rute Kalianget-Masalembu Putar Balik Usai Diterjang Badai

Dihubungi terpisah, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kalianget, Azwar Anas, mengaku, semua kapal yang biasanya berlayar dari Pelabuhan Kalianget masih dalam perbaikan.

Akibatnya, pelayaran dari Kalianget ke Masalembu ataupun sebaliknya hingga saat ini belum ada. Azwar menyebut, informasi itu sudah disampaikan ke calon penumpang sejak beberapa hari sebelumnya.

"Kondisi di pelabuhan terdapat kurang lebih 66 calon penumpang yang menunggu di pelabuhan. Karena hari ini direncanakan jadwal (Kapal) Sabuk Nusantara 92 berlayar menuju ke Masalembu, tapi tidak jadi mengingat kapal ada di Surabaya," tuturnya.

Dari sekian banyak kapal yang sedang dilakukan perbaikan, lanjut Azwar, di antaranya ada Sabuk Nusantara 91 milik Pelni yang saat ini ada di Surabaya. Kapal tersebut turun dock ringan sehabis kandas di Masalembu dan masih dilakukan perbaikan-perbaikan lainnya.

Selain itu, Kapal Sabuk Nusantara 92 milik Pelni yang juga masih ada di pangkalan Surabaya. Kapal itu sedang dalam perbaikan setelah sebelumnya berada di Pelabuhan Kalianget Sumenep karena kerusakan kemudi.

Sedangkan Kapal Bung Tomo juga sedang perbaikan untuk AE 3, di samping memang jadwal port stay di Kalianget. Untuk bagian AE 3 yang rusak sudah dikirim ke Surabaya.

"Kami akan monitor percepatan perbaikannya dan kami juga akan koordinasi dengan operator apakah masa port stay bung tomo bisa dipersingkat agar bisa melayani lintasan Kalianget-Masalembu yang sedang mengalami kekosongan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau