Menurutnya, konsep penerapan pemesanan menggunakan bahasa Walikan dinilai efektif. Tak jarang juga pengunjung yang datang berusia paruh baya.
Menurutnya, belum ada tempat kopi di tempat lainnya yang memiliki konsep seperti itu.
"Buka hampir setahun, Juni tahun lalu, viral-nya Agustus dan September, pengunjung yang mem-viralkan," katanya.
Kedai tersebut buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Minuman kopi yang dijual juga mengangkat biji kopi lokal asal kaki Gunung Arjuno.
Awalnya, pembeli di tempat kopinya sebagian besar merupakan warga Malang Raya. Namun, setelah tiga bulan berjalan, rata-rata pembelinya yakni warga luar Malang Raya yang sedang studi di kampus Malang.
"Rata-rata setiap hari bisa terjual 120 cup (aneka minuman berbagai menu)," katanya.
Didik menekuni dunia perkopian sejak 2012. Tempat kopi Sebastien sudah buka sejak Juni 2023. Saat ini, dia telah memiliki 4 kedai kopi di Malang.
Menurutnya, konsep kedai kopi yang unik menjadi ciri khasnya. Sebab, kedai kopi yang menghadirkan nuansa lawas dan kekinian sedang menjadi tren di masyarakat.
"Trennya seperti itu, pasarnya ada, jadi intuisi usaha itu harus jalan. Saya pribadi mencari sesuatu yang tidak umum, saya pernah jualan kopi keliling di Gubukklakah, Kabupaten Malang, buat saya tantangan," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang