Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu di Madura Terasa Lebih Dingin, BMKG: Fenomena Bediding

Kompas.com - 20/06/2024, 15:22 WIB
Ach Fawaidi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Suhu udara di sejumlah wilayah di Pulau Madura terasa lebih dingin dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Kondisi itu dirasakan sebagian masyarakat.

"Biasanya tidak sedingin seperti belakangan ini, seminggu terakhir ini terasa lebih dingin dan terpaksa menunda pekerjaan," kata Rauf, warga Desa Jaddung, Pragaan, Kabupaten Sumenep, kepada Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

Rauf yang berprofesi sebagai petani biasanya ke sawah mencari rumput untuk sapi peliharaannya. Namun, sejak suhu dingin saat malam hingga pagi hari, aktivitas mencari rumput ia tunda hingga menjelang siang.

"Apalagi (saya) sudah berumur gini, tidak bisa kena udara dingin sedikit dan langsung meriang," kata Rauf yang berusia 49 tahun itu.

Baca juga: Lewat 7 Hari, Pencarian 7 Nelayan yang Tenggelam di Madura Dihentikan

Fenomena bediding

Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Kalianget Sumenep, Usman Holid mengatakan, perubahan suhu yang terjadi di awal musim kemarau mulai dirasakan di wilayah Madura.

Pada kondisi ini, udara pada malam dan pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya. Namun pada siang akan terasa sangat terik dan panas. Fenomena itu, lanjut Usman, disebut dengan fenomena bediding.

"Munculnya fenomena dingin saat musim kemarau adalah hal yang sangat wajar terjadi setiap tahun atau disebut juga dengan fenomena bediding," kata Usman.

Baca juga: Mengenal Tradisi Toron yang Dilakukan Warga Madura Jelang Iduladha

Usman menjelaskan, fenomena bediding terjadi karena pergerakan angin muson timur yang menggiring massa udara dingin dari Australia ke wilayah Indonesia. Berdasarkan data BMKG, suhu udara di Madura mencapai titik rendah 20 derajat celsius.

Selain itu, faktor lainnya karena tutupan awan yang cenderung sedikit. Sehingga udara panas tidak dapat dipantulkan kembali ke bumi. Tidak hanya di Madura, fenomena ini juga dirasakan di daerah lainnya, terutama di daerah dataran tinggi.

Fenomena ini, kata dia, diperkirakan akan berlangsung beberapa pekan atau hingga awal Juli mendatang.

"Jadi masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan. Kalau misalnya ada aktivitas di luar rumah harus menggunakan pelindung bandan seperti jaket dan juga memperbanyak asupan air," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditemukan Tanda Kekerasan pada Rahim Mayat Wanita di Kos Sidoarjo

Ditemukan Tanda Kekerasan pada Rahim Mayat Wanita di Kos Sidoarjo

Surabaya
Resmikan MPP di Ngawi, Menpan RB Sebut Pelayanan Masa Depan Cukup via HP

Resmikan MPP di Ngawi, Menpan RB Sebut Pelayanan Masa Depan Cukup via HP

Surabaya
Aplikasi ASN Digital Kota Kediri Terdampak Serangan Siber PDNS, Layanan Sempat Dilakukan Manual

Aplikasi ASN Digital Kota Kediri Terdampak Serangan Siber PDNS, Layanan Sempat Dilakukan Manual

Surabaya
Pengantin di Ngawi Kaget Menpan RB Saksikan Pernikahan Mereka

Pengantin di Ngawi Kaget Menpan RB Saksikan Pernikahan Mereka

Surabaya
Kesaksian Nelayan yang Perahunya Ditabrak Kapal Penumpang di Sumenep: Kami Bertahan dengan Serpihan Kayu

Kesaksian Nelayan yang Perahunya Ditabrak Kapal Penumpang di Sumenep: Kami Bertahan dengan Serpihan Kayu

Surabaya
Pemkab Sampang Keluarkan Surat Edaran Larangan Judi Online bagi ASN, Ada Ancaman Sanksi

Pemkab Sampang Keluarkan Surat Edaran Larangan Judi Online bagi ASN, Ada Ancaman Sanksi

Surabaya
Diam-diam Kubur Anak yang Tewas Dianiaya, Orangtua di Kediri Gali Tanah Pakai Sendok

Diam-diam Kubur Anak yang Tewas Dianiaya, Orangtua di Kediri Gali Tanah Pakai Sendok

Surabaya
Tim SAR Perluas Pencarian Nelayan yang Tenggelam Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep

Tim SAR Perluas Pencarian Nelayan yang Tenggelam Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep

Surabaya
Jadi Sasaran Kemarahan Ibu Kandung dan Ayah Tiri, Balita Tewas di Kediri

Jadi Sasaran Kemarahan Ibu Kandung dan Ayah Tiri, Balita Tewas di Kediri

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Nenek Tumi Alami Sesak Napas Selama 4 Hari Usai Insiden Tangki Luber di Terminal BBM Tuban

Nenek Tumi Alami Sesak Napas Selama 4 Hari Usai Insiden Tangki Luber di Terminal BBM Tuban

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
BNN Kota Malang Tangani 15 Pengguna Narkotika Sepanjang 2024, Ada yang Berstatus Pelajar

BNN Kota Malang Tangani 15 Pengguna Narkotika Sepanjang 2024, Ada yang Berstatus Pelajar

Surabaya
Penjelasan Polisi soal Kabar Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Meninggal Tidak Wajar

Penjelasan Polisi soal Kabar Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Meninggal Tidak Wajar

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com