Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolres Trenggalek Akan Tindak Tegas Penimbun atau Penjual Beras SPHP dengan Harga Tinggi

Kompas.com, 13 Maret 2024, 13:49 WIB
Slamet Widodo,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satuan Petugas (Satgas) pangan Polres Trenggalek Jawa Timur menggelar operasi pasar menjual beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Ini dilakukan guna mengantisipasi lonjakan harga beras. Sebanyak dua ton lebih beras SPHP, dibeli warga menggunakan sistim kupon, Rabu (13/03/2024).

Satgas Pangan Satreskrim Polres Trenggalek bersama Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), menggelar operasi pasar menjual beras Bulog jenis SPHP.

Kegiatan yang berlangsung di kawasan Polres Trenggalek tersebut, dimulai sekitar pukul 08.00 WIB selepas apel pagi.

Baca juga: Warga di Magetan Harus Celup Jari Seperti Pemilu Usai Beli Beras SPHP

"Di sini kami bersama Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) untuk pendistribusian beras murah untuk masyarakat," terang Kapolres Trenggalek AKBP Gathut Bowo Supriyono di sela kegiatan operasi pasar di Mapolres Trenggalek, Rabu (13/03/2024).

Sesaat operasi pasar dibuka, tidak terlihat antrian warga untuk mendapat beras murah tersebut. Mereka datang silih berganti dan langsung nenuju meja petugas.

Pada operasi pasar beras murah dari Bulog ini dibanderol sesuai harga kemitraan yakni Rp 53.000 per kantong 5 Kilogram.

"Dalam operasi pasar ini, per 5 Kilogram seharga Rp 53 ribu," terang Gathut.

Untuk pembeliannya, setiap warga dibatasi yakni maksimal 10 Kilogram atau dua kantong beras.

Kapolres Trenggalek AKBP Gathut Bowo Supriyono menjelaskan, salah satu cara mengantisipasi lonjakan harga beras di Trenggalek, adalah kegiatan operasi pasar murah. 

"Seperti yang kita ketahui, terjadi kelangkaan kebutuhan pokok berupa beras di beberapa wilayah di Jawa Timur. Dan operasi pasar ini guna mengantisipasi lonjakan harga di pasaran," terang Gathut.

Baca juga: Beras SPHP Sering Habis di Pasar, Pemkot Semarang Minta Warga Tidak Panik

Sesuai hasil inspeksi mendadak yang sudah dilaksanakan oleh Polres Trenggalek bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) beberapa waktu lalu, tidak ditemukan lonjakan harga beras SPHP di atas ketentuan. 

Di pasaran toko mitra Bulog wilayah Trenggalek, beras SPHP dijual sesuai harga eceran tertinggi kisaran Rp 55.000 hingga Rp 57.000 tergantung lokasi toko.

Saat ini, ketersediaan beras SPHP serta harga di tingkat pasaran wilayah Trenggalek dinyatakan dalam situasi aman.

"Hasil kordinasi kami di lapangan bersama instansi terkait, saat ini ketersediaan kebutuhan pangan utamanya beras, cukup aman, dan tidak ada yang menjual beras SPHP di atas rata-rata sesuai ketentuan," ujar Gathut.

Kapolres Trenggalek mengimbau masyarakat tidak panik dan tidak membeli beras dengan harga tinggi yang kemungkinan dijual secara online. 

Baca juga: Bulog “Buka-bukaan” Alasan Beras SPHP Masih Belum Merata di Alfamart dkk

"Kami imbau agar masyarakat tidak panik, juga tidak membeli beras SPHP dengan harga yang tinggi, melalui penawaran online," ujar Gathut.

Ditegaskan, apabila ada warga yang menimbun dan menjual beras SPHP dengan harga di luar ketentuan pemerintah, maka akan dilakukan tindakan hukum.

"Apabila ada warga dengan sengaja menimbun dan menjual kembali beras SPHP dengan harga tinggi, akan kami lakukan tindakan hukum," ungkap Gathut.

Sementara itu Ketua IKAPPI Trenggalek menjelaskan, sasaran utama dalam operasi pasar beras SPHP adalah warga yang sangat membutuhkan. 

"Sasaran utama operasi pasar beras SPHP ini adalah warga yang membutuhkan dan kurang mampu."

"Satu warga maksimal dua kupon, atau setara dua kantong beras SPHP seberat total 10 Kilogram," ungkap ketua IKAPPI Trenggalek, Mujiati.

Baca juga: Bulog Pasok 1.300 Ton Beras SPHP ke Pedagang Pasar Tradisional dan Ritel di Bogor

Dalam beberapa pekan terakhir, harga kebutuhan pokok jenis beras di wilayah Trenggalek mengalami penurunan. Ketersediaan beras jenis SPHP maupun yang reguler masih banyak.

"Saat ini harga beras di pasaran sudah mengalami penurunan harga. Stok beras juga masih banyak tersedia," ujar Mujiati. 

"Di pasaran harga beras saat ini di kisaran mulai Rp 14 ribu per Kilogram, hingga Rp 17 ribu per Kilogram tergantung jenis," imbuh Mujiati.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau