Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pilu Santri Tewas Dianiaya 4 Senior di Kediri, Lebam dan Sempat Kirim Pesan Minta Tolong

Kompas.com - 28/02/2024, 18:07 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Tangis keluarga Bintang Balqis Maulana (14), santri yang tewas dianiaya 4 seniornya di pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur tidak terbendung.

Santri asal Banyuwangi ini menjadi korban pengeroyokan oleh rekan sesama santri.

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bramastyo Priaji mengungkapkan, peristiwa penganiayaan itu terjadi di lingkungan pesantren dan dilakukan oleh empat orang santri.

"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita laksanakan penahanan lebih lanjut,” ujar Bramastyo di hadapan awak media, Senin (26/2/2024).

Keempat tersangka itu adalah MN (18) seorang pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.

Kapolres menambahkan, pengungkapan itu setelah ada laporan dari pihak keluarga korban ke Polsek Glenmore, Banyuwangi, pada 24 Februari, diikuti koordinasi ke Polres Kediri Kota.

Dari koordinasi itu, pihaknya lantas melakukan olah tempat kejadian perkara di Kediri dan pemeriksaan para saksi, hingga kemudian menetapkan status tersangka pada keempat orang pada 25 Februari.

Baca juga: Hasil Investigasi Kemenag Jatim, Ponpes Al Hanifiyah Kediri Tak Punya Izin Operasional

Adapun motif para tersangka, kata Kapolres, adalah karena terjadinya suatu kesalahpahaman sehingga tersangka menganiaya korbannya.

“Tapi itu masih kita dalami lebih lanjut,” katanya.

Kejanggalan kematian korban

Kakak korban, Mia Nur Khasanah (22) sempat melihat ada ceceran darah yang keluar dari karanda korban.

Selain itu, mia meminta untuk kain kafan dibuka, namun AF an pihak pesantren tidak memperbolehkan dengan alasan jenazah sedang disucikan.

Katanya sepupu saya sudah suci. Jadi ndak perlu dibuka. Kami tetap ngotot karena curiga ada ceceran darah keluar dari keranda," ujar Mia.

Setelah dibuka, pihak keluarga langsung syok melihat kondisi jasad korban yang penuh dengan luka-luka.

Seperti jeratan tali di leher, sundutan rokok berwarna hitam di kulit kaki hingga tulang hidung yang terlihat patah.

"Ada luka lebam di sekujur tubuh. Ditambah luka seperti jeratan leher. Apalagi di hidungnya juga terlihat patah," ungkapnya.

Baca juga: Keluarga Tak Menyangka Sepupu Korban Ikut Aniaya Santri hingga Tewas di Kediri

"Ini sudah pasti bukan jatuh dari kamar mandi, tapi dianiaya," imbuh Mia.

Tak hanya itu, menurut Mia, ada satu luka mencurigakan pada dada seperti berlubang, yang membuat dirinya semakin yakin adiknya meninggal dunia bukan karena jatuh dari kamar mandi.

Karena merasa ada kejanggalan dengan kematian Bintang, pihak keluarga lalu melapor ke Polsek Glenmore. Jasad korban kemudian dibawa ke RSUD Blambangan untuk diperiksa.

Korban sempat kirim pesan minta tolong

Sebelum dikabarkan meninggal, Bintang sempat berkirim pesan lewat WhatsApp kepada ibunya, Suyanti (38).

Dia meminta agar dijemput karena mengaku ketakutan saat berada di pondok.

"Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," kata almarhum Bintang yang disampaikan melalui tulisan pesan WA kepada sang ibu, sekitar seminggu sebelum tewas, dikutip pada Senin (26/2/2024) sore.

Suyanti menceritakan, beberapa hari sebelum meninggal dunia, sang anak sering menghubunginya. Bahkan dia meminta untuk dijemput ke Kediri.

Namun, buah hatinya itu tak menjelaskan dengan detail alasan mengapa ingin dijemput orangtuanya. Tapi sempat mengeluh sakit.

Baca juga: Kemenag Jatim Sebut Ponpes Tempat Santri Tewas Dianiaya Senior Tak Memiliki Izin

"Dia minta dijemput. Tak tanya alasannya kenapa, ndak disebutkan. Intinya minta dijemput gitu," ungkap Suyanti berlinang air mata.

Jasad korban sempat diinapkan di asrama pondok

Keterangan itu didapat Suyanti, ibu kandung AF yang ikut mengantarkan jenazah Bintang bersama perwakilan Pondok Pesantren Al Ishlahiyah Kediri pada Sabtu (24/2/2024) dini hari lalu.

Menurut Suyanti dari keterangan AF yang saat ini ditangkap polisi karena menjadi salah pelaku penganiayaan anaknya, jasad Bintang sempat diletakkan di dalam asrama.

"Setelah kita desak dia mengaku," kata Suyanti, Rabu (28/2/2024).

AF yang masih sepupu korban itu mengaku jenazah Bintang diinapkan di dalam pondok karena sempat ditolak pihak rumah sakit.

AF bahkan sempat mendampingi jenazah Bintang selama satu malam.

"Dia ngaku jenazah Bintang ini diinapkan dalam pondok dan ikut mendampingi selama satu malam. Pengakuan sepupu-sepupu seperti itu," ungkap Suyanti.

Baca juga: Tangis Keluarga Santri asal Banyuwangi Korban Penganiayaan Pecah Saat Berkunjung ke Kediri

Suyanti menjelaskan, jenazah Bintang sempat dibawa dengan cara dibopong oleh beberapa teman pondok, termasuk AF, ke rumah sakit menggunakan motor.

"Sempat dibawa ke rumah sakit boncengan pakai motor bareng temannya. Tapi ditolak karena sudah meninggal dunia," terang Suyanti.

Satu tersangka ternyata sepupu korban

Tidak hanya itu, keluarga korban juga tambah terpukul setelah mengetahui bahwa salah satu pelaku penganiayaan Bintang hingga tewas adalah sepupunya sendiri.

Salah satu dari empat terduga pelaku penganiayaan Bintang merupakan saudara dekat keluarganya.

Ayah Fatah merupakan kakak dari Suyanti (38), ibu kandung Bintang. Keluarga AF selama ini tinggal di Kota Denpasar, Bali.

Baca juga: Disebut Terpeleset di Kamar Mandi, Santri Asal Banyuwangi Tenyata Tewas Diduga Dianiaya 4 Seniornya

Sedangkan AF dan korban berada di pondok pesantren yang sama, namun beda tingkatan.

Kakak kandung Bintang, Muhammad Ilham mengatakan, AF hanya terpaut usia 2 tahun dengan adiknya tersebut.

Kata Ilham, AF berusia 16 tahun, sementara Bintang 14 tahun.

AF dan Bintang selama ini memang sering bermain bersama seperti adik kakak pada umumnya. Bahkan, Ilham melihat keduanya tidak pernah bertengkar.

"Kita juga ndak menyangka. Mungkin kehasut temannya," terang Ilham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Surabaya
Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Surabaya
Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com