Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Pedagang soal Harga Beras di Madiun Tembus Rp 19.000 Per Kilogram

Kompas.com, 12 Februari 2024, 14:56 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com- Harga beras eceran di pasaran di Kota Madiun, Jawa Timur tembus Rp 19.000 per kilogram. Pedagang mengaku, harga beras meningkat sejak awal Februari 2024.

Beberapa pedagang beras yang ditemui Kompas.com di Pasar Besar Kota Madiun, Senin (12/2/2024) mengaku terpaksa menaikkan harga lantaran harga dari distributor beras naik.

Tak hanya itu, pedagang menyebutkan stok beras cadangan milik disitributor menipis sehingga jatah penjualan mereka pun sedikit.

Baca juga: Cara Warga Semarang Siasati Harga Beras Mahal, Tak Buang-buang Nasi dan Bawa dari Kampung

Pantauan Kompas.com di pasar di Kota Madiun, kenaikan harga beras rata-rata mencapai Rp 2.000 per kilogram.

Harga beras yang sebelumnya Rp 14.000 per kilogram naik menjadi Rp 16.000 per kilogram.

Sedangkan harga beras yang sebelumnya Rp 16.000 naik menjadi Rp 19.000. Khusus untuk beras jenis pandan wangi naik dari Rp 17.000 menjadi Rp 19.000.

Baca juga: Pedagang Pasar Keluhkan Harga Beras Mahal dan Sulit Didapat

“Beras paling murah saat ini adalah jenis C64 dengan harga Rp 16.000 per kilogram. Sebelumnya beras itu harganya Rp 14.000 per kilogram,” kata Hari Setyowati, pedagang sembako di Pasar Besar Kota Madiun, Senin (12/1/2024).

Lain halnya dengan Setyowati, Prapti pedagang sambako lain menyatakan kenaikan harga beras sejatinya terjadi sejak Oktober 2023.

Namun kenaikkan harga paling meroket terjadi sejak awal Februari 2024.

“Saat ini rata-rata naiknya Rp 2.000 per kilogram untuk berbagai jenis beras,” kata Prapti.

Stok

Sementara itu Retno, pedagang beras lainnya mengaku susah mendapatkan cadangan beras untuk dijual ke pasaran. Pasalnya saat ini panen padi sedikit dan harga gabah terus naik.

“Bakul (distributor) sampaikan tidak ada barang (beras). Kata bakul, saat ini panennya sedikit dan harga gabah naik,” ungkap Retno.

Baca juga: Bapanas Harap Harga Beras Bakal Turun Bulan Maret Usai Pemerintah Turun Tangan

Lantaran barang sedikit, Retno tak menjual banyak jenis beras. Ia hanya menjual dua jenis beras medium di harga Rp 16.000 dan Rp 17.000 per kilogramnya.

“Beras wangi dulu hanya Rp 14.000 sudah dapat sekarang mencapai Rp 19.000. Dulu beras medium bisa dapat diharga Rp 11.000 sekarang naik Rp 17.000. Sekarang dari sana juga harganya Rp 14.000 dan Rp 15.000. Jadi kami untung tipis,” tutur Retno.

Penjelasan Pemda

Wali Kota Madiun, Maidi yang dikonfirmasi terpisah menyatakan Pemerintah Kota Madiun sudah membuka tujuh warung tekan inflasi (wartek) untuk menyediakan sembako dengan harga terjangkau.

“Di sana ada beras, telur, minyak, gula dengan harga terjangkau. Di Kota Madiun ada tujuh tempat,” kata Maidi.

Ia mengatkaan warga yang hendak membeli sembako murah harus mengantre. Selain itu dibatasi masing-masing warga dibatasi membeli beras maksimal satu sak atau lima kilogram.

Mantan Sekda Kota Madiun ini menjamin wartek akan buka terus. Namun jumlah pembeli dan barang yang tersedia terbatas.

“Di wartek beli terbatas dan orang yang beli diprioritaskan yang tidak mampu. Kalau beli dijual lagi tidak boleh. Siapapun yang butuh tempat itu tidak akan kosong,” kata Maidi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau