KOMPAS.com - Museum Trinil terletak di Dusun Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar,Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Keberadaan Museum Trinil merupakan museum manusia purba yang penting di Pulau Jawa,
Museum Trinil menjadi perbincangan para paleontolog karena memiliki temuan adanya evolusi manusia purba.
Keberadaan Museum Trinil bermula dari Situs Trinil, tempat ditemukannya manusia purba di Pulau Jawa.
Fosil manusian purba ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 dan 1892.
Sebelumnya pada tanggal 29 Oktober 1877, Dubois bertolak ke Sumatera dengan menumpang kapal The SS Prince Amalia.
Baca juga: Museum Trinil: Sejarah dan Koleksinya
Selama dua tahun, ia mengeksplorasi gua-gua di Sumatera. Namun, tulang-tulang yang ditemukan di tempat tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.
Pencariannya berpindah ke Jawa setelah ia mendengar temuan Manusia Wajak di Tulungagung oleh BD van Rietschoten pada 24 Oktober 1899.
Di Pulau Jawa Eugene Dubois tertarik dengan endapan Sungai Bengawan Solo yang dianggap mempunya kronologi kehidupan selama jutaan tahun.
Pada tahun 1891, Dubois menemukan atap tenggorak dan gigi manusia yang menyerupai kera di daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur.
Pada tahun 1892, Dubois kembali menemukan tulang paha dari individu yang sama.
Eugene Dubois menyebut temuan tersebut sebagai Pithecanthropus erectus atau manusia kera yang berjalan tegak.
Selama ekskavasi di daerah Trinil, ada seorang pribumi yang mengikuti kegiatan ekskavasi Eugene Dubois, yang bernama Wirodiharjo.
Sejak tahun 1967, Wirodiharjo memiliki gagasan untuk mengumpulkan dan melestarikan fosil yang dijumpainay di tepi Sungai Bengawan Solo.
Fosil kemudian disimpan di rumahnya hingga mencapai 1/3 dari rumahnya.