Sementara itu temen sekelas korban, At (14) mengatalan kelompok yang terlibat tawuran bersama M berbeda dengan pertemanan mereka di sekolah.
At pun mengaku tak mengetahui sosok lain dari teman sesama sekolahnya yang terlibat aktivitas tawuran tersebut.
"Tawuran di daerah Rangkah, jam 03.30 WIB. Saya kurang tahu kronologi karena enggak ikut. Itu beda dari teman-teman ini (kelompok teman lain). Kayaknya baru pertama kali (M ikut tawuran)," ujar At saat ditemui di rumah korban.
Rekan M lainnya, NGF (16) tak menyangka sahabatnya tewas dengan kondisi mengenaskan. Ia bercerita beberapa jam sebelum kejadian, ia sempat menemui korban.
Saat itu ia ingin mengajak korban untuk main dan tidur di rumahnya yang memang bertetangga. Rumah keduanya hanya berjarak beberapa langkah saja.
Namun M hanya menjanjikan akan datang ke rumah usai "ngonten"
"Maksudnya konten, ya tawuran itu. Komunitas teman M yang bikin konten itu, berbeda jauh dengan komunitas teman sekolah," katanya.
Ia menduga pelaku penyebab sahabatnya tewas berjumlah lebih dari satu orang.
"Ya lekas ditangkap pelakunya. Mangkel (marah). Temanku sampai mati begitu. Sampai kehilangan nyawa. Iya berharap agar polisi menangkap. Kalau dibiarkan dia enak-enak, enggak ada pertanggungjawaban. Harus ditangkap, kalau gak, malah korban tambah banyak," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Simokerto Polrestabes Surabaya, Kompol Moh Irfan mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian tahapan penyelidikan atas kejadian tersebut.
"Sementara masih ada dua orang (dimintai keterangan), mohon waktu," ujar dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis Andhi Dwi Setiawan | Khairina), Tribun Jatim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.