Salin Artikel

Anaknya Tewas Saat Tawuran, Sang Ibu Sebut Korban Ikut Berlari karena Buat Konten lalu Terpeleset

M menghembuskan napas terakhirnya di atas becak dalam kondisi luka senjata tajam saat akan dibawa ke rumah sakit.

Ibunda korban, RM (48) mengaku tahu anaknya tewas pada Sabtu (9/12/2023) sekitar pukul 05.00 WIB. Saat ini anak pertamanya mendapat informasi dari teman M dan juga pihak kepolisian setempat.

Diberitahukan kepada keluarga jika M meninggal dunia dan jasadnya ada di kamar mayat RS Adi Husada, Kapasari, Simokerto, Surabaya.

Menurut RM pada Jumat malam sekitar pukul 19.00 WIB, usai makan malam, anak keempat dari lima bersaudara itu pamit keluar untuk main.

Ia menganggap M tak bermain jauh karena hanya mengenakan celana pendek dan kaus oblong. Malam itu, RM berpesan kepada anaknya agar segera pulang karena situasi Surabaya mendung dan akan turun hujan.

"Saya kira dia enggak ada ke mana gitu. Kata kakaknya ternyata M enggak ada, sudah mati. Lalu rencananya saya mau saya jemput langsung enggak usah urusan polisi. Ternyata enggak boleh, karena ini (kematian akibat) kriminal kata polisi, ada prosedurnya," ujarnya seraya menahan tangis yang nyaris tumpah saat ditemui di depan rumah duka.

RM menduga saat kejadian anaknya hanya duduk dan nongkrong di sekitar lokasi Jalan Raya Sidotopo Wetan untuk bermain ponsel bersama temannya dan memanfaatkan wifi di salah satu warung kopi.

Menurut RM, anaknya tak memiliki ponsel dan biasa bermain menggunakan ponsel milik teman satu tongkrongan.

Ia menduga pada Sabtu dini hari, anaknya hanya ikut lari-larian untuk membuat "konten" tawuran. Namun saat lari, M terpeleset karena menggunakan sandal jepit hingga akhirnya terjauh.

"Mungkin, kayaknya dia main wifi. Dia kan gak punya ponsel. Dia cuma ikut nongkrong sama teman-temannya main wifi, di situ ada konten, di situ dia ikutan lari," katanya.

"Lalu saat lari, dia terpeleset pakai sandal licin. Habis itu, disamsak sama pihak musuhnya di Rangkah," tambahnya.

M yang tertingggal dari kerumunan menjadi sasaran kekejian kelompok lawan yang tawuran. Menurut RM, anaknya tak pernah terlibat dengan kelompok remaja tertentu.

Saat ini dua rekan M yang juga teman sekolah diperiksa di Mapolsek Simokerto. Kedua rekan M itu sempat menolong M untuk segera mendapatkan pertolong medis di rumah sakit terdekat.

"Intinya (M engga ikut tawuran) mungkin begitu. Tapi informasi kebanyakan orang temannya begitu. Jadi dia lagi nongkrong terus ada konten, dia ikut lihat, pas lari, dia ikut lari, kepeleset, M dipikir musuhnya, langsung disamsak (jadi sasaran). Apes M," pungkasnya.

Sementara itu temen sekelas korban, At (14) mengatalan kelompok yang terlibat tawuran bersama M berbeda dengan pertemanan mereka di sekolah.

At pun mengaku tak mengetahui sosok lain dari teman sesama sekolahnya yang terlibat aktivitas tawuran tersebut.

"Tawuran di daerah Rangkah, jam 03.30 WIB. Saya kurang tahu kronologi karena enggak ikut. Itu beda dari teman-teman ini (kelompok teman lain). Kayaknya baru pertama kali (M ikut tawuran)," ujar At saat ditemui di rumah korban.

Rekan M lainnya, NGF (16) tak menyangka sahabatnya tewas dengan kondisi mengenaskan. Ia bercerita beberapa jam sebelum kejadian, ia sempat menemui korban.

Saat itu ia ingin mengajak korban untuk main dan tidur di rumahnya yang memang bertetangga. Rumah keduanya hanya berjarak beberapa langkah saja.

Namun M hanya menjanjikan akan datang ke rumah usai "ngonten"

"Maksudnya konten, ya tawuran itu. Komunitas teman M yang bikin konten itu, berbeda jauh dengan komunitas teman sekolah," katanya.

Ia menduga pelaku penyebab sahabatnya tewas berjumlah lebih dari satu orang.

"Ya lekas ditangkap pelakunya. Mangkel (marah). Temanku sampai mati begitu. Sampai kehilangan nyawa. Iya berharap agar polisi menangkap. Kalau dibiarkan dia enak-enak, enggak ada pertanggungjawaban. Harus ditangkap, kalau gak, malah korban tambah banyak," pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Simokerto Polrestabes Surabaya, Kompol Moh Irfan mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian tahapan penyelidikan atas kejadian tersebut.

"Sementara masih ada dua orang (dimintai keterangan), mohon waktu," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis Andhi Dwi Setiawan | Khairina), Tribun Jatim

https://surabaya.kompas.com/read/2023/12/10/145400578/anaknya-tewas-saat-tawuran-sang-ibu-sebut-korban-ikut-berlari-karena-buat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke