Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Tri Risma Salurkan Bantuan untuk Balita Hidrosefalus di Ngawi

Kompas.com, 3 Desember 2023, 16:38 WIB
Sukoco,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi Elvano Kenzie, balita penderita hidrosefalus dari Desa Katikan, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Minggu (3/12/2023).

Dia datang untuk menyerahkan bantuan biaya penunjang pengobatan dan kebutuhan selama perawatan, yang merupakan donasi yang terkumpul di Kitabisa.com, sebesar lebih dari Rp 37 juta.

Kepada Julie Fatmawati Aziza, ibu dari Elvano, Risma meminta dia bersabar karena dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk merawat dan melatih anaknya selama menjalani perawatan.

Ndak papa dijalani, yang sabar,” ujar Risma di salah satu rumah makan di Ngawi saat penyaluran bantuan.

Dalam kesempatan tersebut Risma mengatakan, kehadirannya ke Ngawi juga sebagai tanda apresiasi terhadap donatur di Kitabisa.com yang telah membantu 136 pasien dengan nilai lebih dari Rp 11 miliar.

Risma menambahkan, kerjasama dengan kelompok donatur sangat mendukung upaya penyembuhan masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Baca juga: 10 Gejala Hidrosefalus pada Bayi Baru Lahir, Orangtua Perlu Tahu

Menurut dia, kehadiran kelompok donatur sangat dibutuhkan dalam hal hal lain yang tidak bisa dijangkau oleh Kementerian Sosial.

“Soalnya banyak yang tidak ter-cover. Misalnya dari luar Jawa sudah kita bantu sampai penginapan, operasional, mereka butuh yang lain dari kita."

"Ada yang sembilan bulan meninggalkan rumah karena si anak kena kanker mata karena setiap bulan harus kemo. Keluarga yang ditinggalkan juga butuh biaya hidup. Kehadiran donatur sangat membantu,” ucap dia.

Elvano terdeteksi hidrosefalus sejak usia tujuh bulan dalam kandungan saat dilakukan pemeriksaan USG.

Julie mengaku tak bisa berbuat banyak ketika dokter meminta diaa untuk melakukan operasi caesar.

“Saya tinggal di Madiun bersama suami, kerja serabutan sehingga tidak punya uang untuk pemeriksaan kesehatan. USG pun saat usia kandungan tujuh bulan. Saat itu diminta operasi caesar karena bayinya terdeteksi hidrosefalus,” kata Julie.

Julie mengaku tetap melehirkan Elavno di usia kandungan sembilan bulan dengan cara operasi caesar di RSU Soedono Madiun, dengan alasan selama ini kondisi kandungannya baik baik saja.

"Saya abaikan permintaan dokter. Setelah sembilan bulan, adik lahir beratnya lima kilogram dengan kepala sudah besar sehingga harus operasi cesar,” imbuh dia.

Baca juga: Bisa Menyerang Anak dan Dewasa, Apa Penyebab Hidrosefalus?

Akibat kondisi Elvano yang kepalanya membesar, dokter memutuskan untuk melakukan operasi saat bayi Elvano berusia tujuh hari.

Setelah dirawat tiga minggu di RSU Soedono, Elvano harus menjalani operasi lagi setelah usia enam bulan untuk membetulkan selang yang ditanam pada bagian kepalanya.

“Setelah operasi pertama kondisi kepalanya semakin membesar akhirnya operasi lagi. Operasi kedua di usia enam bulan,” ucap dia.

Setelah menjalani operasi ke dua, menurut Julie kondisinya anaknya membaik. Hal ini ditandai dengan polah Elvano semakin aktif dengan bisa miring dan tengkurap.

Elvano juga terlihat aktif berkomunikasi dengan mengeluarkan suara.

Elvano juga tidak mengalami kejang seperti yang dialami anak penderita hidrosefalus pada umumnya.

“Dokter juga memastikan jika Elvano perkembangannya baik, tidak seperti bayi dengan hidrosefalus lainnya. Dia bahkan yakin Elvano bisa berkembang mendekati anak normal,” ucap Julie.

Sayangnya di usia Elvano tiga tahun orangtua Elvano bercerai, dan Julie harus pulang ke Kabupaten Ngawi.

Baca juga: Apakah Hidrosefalus Bisa Disembuhkan? Simak Penjelasan Berikut...

Di Ngawi Julie hanya bisa bekerja membuka toko kelontong untuk menyambung hidup.

Meski berpenghasilan seadanya, namun Elvano rutin menjalani pemeriksaan ke RSUD dengan menggunakan BPJS penerima bantuan iuran dari pemerintah Kabupaten Ngawi.

Dengan bantuan yang digalang Kitabisa.com, Julie berharap anaknya bisa mengalami perkembangan lebih baik lagi.

“Harapannya adek bisa berkembang seperti anak hidrosefalus lainnya yang bisa mandiri, bisa sekolah dan bisa hidup normal,” kata Julie.

Selain menyalurkan bantuan yang tergalang di Kitabisa.com, Kementerian Sosial juga menyalurkan bantuan atensi senilai Rp 14.4 juta.

Bantuan tersebut untuk mendukung layanan kesehatan, pemenuhan hidup layak, tambahan nutrisi, susu, pampers, serta bantuan kewirausahaan bagi orangtua Elvano membesarkan toko kelontong di rumahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau