Mukaromah mengira persoalan selesai, sebab setelah itu situasi sudah kembali normal.
Namun, sepulang sekolah pihaknya menerima informasi dari beberapa wali murid yang menjemput anaknya terjadi perkelahian di luar area sekolah.
"Kami tidak tahu, tiba-tiba ada informasi perkelahian keduanya dari bapak ibu wali murid yang jemput anaknya," tuturnya.
Baca juga: 8 Bentuk Bullying yang Perlu Diketahui
Menurut Mukaromah, saat peristiwa itu terjadi sekolah sudah sepi, lantaran mayoritas siswa sudah pulang. Bahkan ia pun tak mengetahui pasti kronologi peristiwa di luar sekolah tersebut.
"Jadi kita enggak tahu (kronologi peristiwanya). Bukan, sudah tidak di kendali kita, sudah tidak di bawah kendali kita atau di bawah pemantauan kita karena sudah di luar lembaga, dan jamnya juga sudah jam pulang. Jadi kita nggak tau apa-apa," klaimnya.
Diketahui, H siswa kelas V, siswa pindahan dari Jawa Tengah. Ia sehari-hari tinggal di pondok pesantren yang juga berada di area sekolah. Sedangkan RAP siswa kelas IV, warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
"Kita meredam berita bahwasanya ada penganiayaan, karena sebenarnya itu tidak ada penganiayaan sama sekali. Tidak ada pertengkaran, itu saja. Sebenarnya bukan perkelahian, lebih kepada pertengkaran saja. Awalnya percekcokan mulut, saya lihatnya dari saksi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.