MALANG, KOMPAS.com - Pemkot Malang tengah berkomunikasi dengan perusahaan moda transportasi elektrik untuk menempatkan fasilitas sepeda listrik di kawasan Kayutangan Heritage. Hal ini guna mendukung kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata.
Staf Ahli 3 Pemkot Malang, Alie Mulyanto mengatakan, Pemkot Malang mendukung upaya pemerintah pusat untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai emisi nol bersih atau net zero carbon pada tahun 2060.
"Memang ini sebagai langkah atau upaya menuju zero net emisi di tahun 2060 bisa terwujud di Kota Malang," kata Alie pada Rabu (4/10/2023).
Baca juga: Pengguna Sepeda Listrik di Jalan Raya Kabupaten Bandung Bakal Ditilang dan Disita
Kawasan Kayutangan Heritage di Jalan Jenderal Basuki Rahmat dinilai menjadi area yang cocok untuk fasilitas peminjaman sepeda listrik.
Menurutnya, penggunaan sepeda listrik dengan kecepatan yang rendah dapat memanjakan wisatawan untuk berkeliling melihat-lihat bangunan tua di Kota Malang.
"Karena ini terlalu jauh, dan kalau naik ojol terlalu dekat, dan menurut saya ini lebih efisien," katanya.
Dia akan mengomunikasikan lebih lanjut dengan Dinas Perhubungan Kota Malang dan pihak lainnya untuk menggelar forum lalu lintas. Hal ini juga untuk membahas bagaimana aturan penggunaannya.
"Mungkin di kawasan Kayutangan Heritage sampai Balai Kota Malang, ini nanti coba kami komunikasikan dengan Dinas Perhubungan Kota Malang, dengan forum lalu lintas juga bagaimana penggunaan sepeda listrik ini, juga kita sampaikan ke PJ Wali Kota Malang seperti apa," katanya.
Selain itu, Alie menyampaikan, Pemkot Malang juga mendorong kampus-kampus di Kota Malang untuk mendukung pengurangan emisi karbon.
Sejauh ini, Universitas Brawijaya yang telah menerapkan fasilitas peminjaman sepeda listrik di lingkungan kampus.
"Harapannya dari PJ Wali Kota Malang di seluruh kampus di Kota Malang ada hal-hal semacam ini sehingga dapat mengurangi emisi bahan bakar di Kota Malang, sehingga kita harus menjaga lingkungan," katanya.
Kepala Humas dan Kearsipan Universitas Brawijaya (UB), Kotok Gurito membenarkan adanya fasilitas peminjaman sepeda listrik yang bekerjasama dengan salah satu perusahaan moda transportasi elektrik. Sejauh ini ada sekitar 100 unit sepeda listrik yang tersebar di beberapa lokasi parkir.
Pemanfaatan moda transportasi tersebut oleh seluruh warga UB, baik mahasiswa, dosen dan pegawai.
"Keberadaan fasilitas ini sebagai bentuk bagaimana UB mengampanyekan kehidupan kampus yang ramah lingkungan. Ini lebih efektif dibandingkan menggunakan kendaraan motor," katanya.
Baca juga: Sepeda Listrik Marak di Sumenep, Polisi: Bukan untuk Dipakai di Jalan Besar
Sebagai informasi, bagi warga UB yang menggunakan sepeda listrik ini dikenai biaya dengan metode pembayaran nontunai. Menurutnya, biaya ongkos yang ada cukup murah bagi kantong mahasiswa.
"Pengguna saat awal dikenakan biaya Rp 1.750 dan setiap menit selanjutnya membayar Rp 700," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.