BATU, KOMPAS.com - Pasar Induk Among Tani di Kota Batu, Jawa Timur mulai beroperasi pada Senin (2/10/2023). Sebagian dari para pedagang sudah mulai berjualan, dan pengunjung berdatangan.
Pedagang jajanan kering, Totok Andritanto (56), mengeluhkan ukuran kios yang dinilainya lebih kecil dibandingkan kondisi pasar sebelumnya. Ukuran dua kiosnya saat ini seluas 2 x 2 meter.
"Ukuran kios kekecilan kalau sekarang. Sebelumnya 3 x 3 meter, dua tempat, sama 2 x 1,5 meter. Di sini dapat 2 x 2 meter, dua tempat. Dipakai semuanya saya pakai dua tempat," kata Totok, Senin (2/10/2023).
Dia juga mengeluhkan barang-barang dagangannya yang tidak boleh ditaruh di depan, atau batasnya tetap di dalam kios.
Baca juga: Baru Beroperasi, Beberapa Keran Air di Pasar Induk Among Tani Kota Batu Hilang
"Jualannya, barang-barang dagangan tidak boleh dikeluarkan. Harusnya ada kelonggaran dikit aturannya," harap Totok.
Dia juga masih khawatir terkait iuran wajib bulanan yang dikenakan kepada para pedagang.
Totok juga ingin bernegosiasi dengan UPT Pasar Induk Among Tani Kota Batu bila nantinya iuran yang ada dirasa memberatkan.
"Ini iuran bulanan abonemen yang punya SK. Belum sampah, air, kebersihan dan lainnya. Dulu ukuran 3 x 3 meter iurannya Rp 65.000 (dua tempat) per bulan. Informasinya, tapi ini belum pasti, sekarang Rp 100.000, ya keberatan. Saya sebenarnya ada lima tempat, berarti per bulan Rp 500.000, berat," katanya.
Sedangkan pedagang daging, Choirul Bakri, menilai, kondisi fisik Pasar Induk Among Tani Kota Batu lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Begitu juga luasan lapak yang diterimanya sama dengan sebelumnya, yakni 2 x 3 meter.
Meski begitu, dia mengeluhkan masih adanya fasilitas yang kurang seperti colokan listrik di lapaknya. Kebutuhan listrik sangat diperlukan untuk menyimpan daging di kulkas.
"Kalau fisik bagus. Cuma fasilitas ada yang kurang terutama listrik colokan, belum ada itu, untuk freezer. Karena daging harus disimpan di freezer, itu kebutuhan utama," katanya.
Untuk kondisi pembeli dagingnya masih sepi karena menurutnya masyarakat masih belum banyak yang tahu bahwa Pasar Induk Among Tani Kota Batu sudah beroperasi. Di hari pertama ini, pembeli dagingnya rata-rata masih pelanggannya.
"Masih banyak yang belum tahu, harapannya masyarakat semakin antusias datang ke pasar dan berwisata," katanya.
Salah satu pengunjung, Ahmad Saiful sengaja membawa istri dan buah hatinya ke Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Mereka penasaran dengan kondisi pasar yang baru dibangun menggunakan dana APBN itu.
"Kondisinya bagus, bersih, nyaman. Tadi keliling ke food court, lihat baju untuk anak-anak, tapi masih banyak yang kosong stan-stannya. Dulu penataan semerawut, kalau cari makan, sekarang lebih nyaman, ajak anak juga enak," katanya.
Hanya saja, pria asal Desa Sidomulyo, Kota Batu berharap, adanya edukasi pemerintah ke pengunjung terkait penggunaan toilet yang dinilainya tidak semua masyarakat mengetahui.
"Keberadaan toilet masih banyak yang tidak tahu memungsikan, karena banyak juga toilet duduk mungkin banyak yang tidak tahu caranya," katanya.
Baca juga: Baru Beroperasi, Beberapa Keran Air di Pasar Induk Among Tani Kota Batu Hilang
Kepala Diskoperindag Kota Batu, Eko Suhartono mengatakan, para pedagang sudah mengambil kunci 1.356 kios dari total 1.714 kios. Sebagai informasi, sebagian pedagang masih ada yang berurusan terkait keberadaan Surat Keputusan (SK) atau Surat Hak Izin Pakai.
Beberapa SK dari para pedagang di antaranya ada yang hilang dan belum ditemukan.
"Sisanya setelah masuk akan kita bagikan secepatnya. Yang masih, yang sekarang secara administrasi tidak ada persoalan. Kemarin ada yang hilang. Nanti akan diproses agar hak mereka bisa terpenuhi," katanya.
Rencananya pasar tersebut akan diresmikan pada pertengahan Oktober oleh Presiden RI Joko Widodo.
"Ini soft launching. Peresmian insya Allah oleh Presiden. Kemungkinan pertengahan Oktober," katanya.
Kemudian, fasilitas yang ada di pasar, di antaranya seperti WiFi, pusat kuliner dan lainnya.
Pihaknya juga akan segera melakukan rekrutmen petugas kebersihan yang saat ini masih mengandalkan dari tenaga internal UPT Pasar Induk Among Tani dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu.
Baca juga: Pembangunan Pasar Induk Among Tani di Kota Batu Rampung, Pedagang Segera Direlokasi
"Fasilitas, ada WiFi, pusat kuliner memadai, sistem zonasi. Artinya pasar ini sudah standarisasinya Pasar SNI. Untuk petugas kebersihan, kami akan segera melakukan outsourcing petugas kebersihan. Sementara optimalkan tenaga UPT dan dibantu DLH (Dinas Lingkungan Hidup). Keamanan dari Satpol juga," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang