Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerinduan Kholifah pada Anaknya yang Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 30/09/2023, 07:15 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Satu tahun berlalu sejak tragedi yang merenggut 135 nyawa terjadi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Namun ingatan orang terdekat tentang para korban selalu lekat. Tim Kompas.com melaporkan cerita perjuangan mereka berdamai dengan waktu

MALANG, KOMPAS.com - Siti Mardyan (54) menjadi salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Anak perempuan satu-satunya, bernama Mitha Maulidia (26), meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022. 

Hingga kini, Kholifah, sapaan akrab Siti Mardyan, masih sering terbayang akan sosok anaknya. Ia pun masih rutin mengunjungi makam anaknya setiap hari.

Kholifah mengatakan, anaknya menonton pertandingan sepak bola antara Arema FC versus Persebaya Surabaya itu bersama saudara dan temannya. Mereka menonton dari tribun 13.

Baca juga: 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan dan Memori Berpisahnya 2 Sahabat

Mitha dan temannya tewas saat kerusuhan pecah. Sedangkan dua keponakannya selamat. Mitha meninggal di Stadion Kanjuruhan dengan kain yang menutupi wajahnya.

Sampai kini, ingatan Kholifah pada sosok anaknya masih sangat lekat. Ia setiap hari ke makam anaknya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah. Biasanya, Kholifah ke makam anaknya setiap pagi setelah shalat dhuha dan sore selepas ashar. Ia memanjatkan doa untuk anak satu-satunya.

Baca juga: Stadion Kanjuruhan Dulu dan Kini

Terkadang, jika Kholifah tiba-tiba terbayang sosok Mitha, ia segera berlari ke makam.

"Tetapi saya bersyukur makamnya dekat, setiap hari pagi sore bisa ke makam. Kadang sampai tiga kali kalau pas, kadang saya lari ke makam. Kalau tiba-tiba ingat, saya lari, nangis, lari dari rumah," kata Kholifah saat ditemui pada Kamis (28/9/2023).

Dengan mendatangi makam anaknya, Kholifah merasa tenang. Kerinduannya terasa terobati. Baginya, anak perempuannya itu semasa masih hidup sudah seperti teman curhatnya.

"Gimana ya, anak perempuan sama laki itu enggak sama, kalau ada masalah apa kita curhat sama anak perempuan, karena anak perempuan lebih tahu, di samping anak juga seperti teman," katanya.

Warga Jalan Ternate, Kota Malang, Jawa Timur,  ini merasa kehidupannya saat ini lebih buruk sejak ditinggal Mitha. Nafsu makannya juga berkurang. Dia juga sudah jarang masak makanan lagi.

Pekerja proyek renovasi dan revitalisasi pasca Tregedi Kanjuruhan melewati banner penolakan keluarga korban yang berada di gate 13 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Pekerja proyek renovasi dan revitalisasi pasca Tregedi Kanjuruhan melewati banner penolakan keluarga korban yang berada di gate 13 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.
"Sekarang sudah enggak ada lagi masak-masak, makan pun seadanya, enggak kayak dulu kita bikin bakso sendiri, pangsit sendiri, semua bikin enggak pernah beli, sekarang enggak," katanya.

Soal keadilan, Kholifah sudah merasa pasrah. Dia berharap konsistensi pemerintah dalam menangani persoalan hukum Tragedi Kanjuruhan.

"Saya enggak berharap banyak terhadap keadilan, berharap sama pemerintah yakni kebijakan, kalau keadilan saya enggak begitu banyak berharap, enggak mungkin adil, enggak mungkin ada keadilan, kalau menurut saya pribadi," katanya.

"Saya cuma berharap sama pemerintah, untuk kebijakan pemerintah, karena sampai sekarang pemerintah katanya mau menangani kasus ini cuma mau ngomong-ngomong aja, terus yang kemarin mau diadili, itu pun saya enggak percaya katanya mau diusut lagi," tambahnya.

Seperti diketahui, kerusuhan pecah saat pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 Indonesia 2022 pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Saat itu, Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

Gas air mata yang ditembakkan oleh petugas keamanan dinilai sebagai pemicu banyaknya korban dalam kejadian itu. 135 nyawa Aremania melayang dalam tragedi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Petani di Madiun Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Petani di Madiun Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Surabaya
Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Surabaya
Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Surabaya
Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Surabaya
Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Surabaya
4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

Surabaya
Kesulitan Jalani Profesi dan Pendidikan, Dua Tunarungu Senang Dapat Alat Bantu Dengar dari Polisi

Kesulitan Jalani Profesi dan Pendidikan, Dua Tunarungu Senang Dapat Alat Bantu Dengar dari Polisi

Surabaya
Embarkasi Surabaya Temukan 3 'Rice Cooker', Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Embarkasi Surabaya Temukan 3 "Rice Cooker", Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Surabaya
Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa 'Rice Cooker' dan Rokok Berlebih

Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa "Rice Cooker" dan Rokok Berlebih

Surabaya
Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Surabaya
Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com