Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 Tahun Tragedi Kanjuruhan dan Memori "Berpisahnya" 2 Sahabat

Kompas.com - 29/09/2023, 06:15 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Satu tahun berlalu sejak tragedi yang merenggut 135 nyawa terjadi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Namun ingatan orang terdekat tentang para korban selalu lekat. Tim Kompas.com melaporkan cerita perjuangan mereka berdamai dengan waktu.

JEMBER, KOMPAS.com – Satu tahun, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur telah berlalu.

Namun Abdul Muqit (23), warga Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, Jawa Timur tidak pernah bisa melupakan kejadian yang menewaskan sahabatnya, Faiqotul Hikmah.

Rasa kehilangan masih sering menghantuinya. Bagaimana tidak, sudah 11 tahun keduanya berteman hingga persahabatan terasa seperti persaudaraan. Muqit pula yang mengantarkan sendiri jasad sang sahabat dengan ambulans.

“Saya berteman dengan almarhumah sejak SMP, sudah 11 tahun,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/9/2023).

Baca juga: Gate 13 Jadi Memorial Tragedi Kanjuruhan

Depan pintu utama stadion sudah tertutup pembatas guna pengerjaan proyek renovasi dan revitalisasi pasca Tregedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Depan pintu utama stadion sudah tertutup pembatas guna pengerjaan proyek renovasi dan revitalisasi pasca Tregedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.

Muqit sebetulnya sudah mengikhlaskan kepergian kawannya itu. Tapi dia merasa keadilan belum sepenuhnya hadir.

“Saya ikhlas dengan kepergian korban, tapi kalau keadilan belum,” tutur dia.

Ratusan kilometer menuju Kanjuruhan

Muqit bercerita, 1 Oktober 2022 pagi, adalah hari yang membuat mereka bersemangat. Muqit tak menyangka di hari itu pula tragedi akan memisahkan dia dan sahabatnya.

Keduanya berangkat dengan penuh sukacita untuk menyaksikan pertandingan Arema FC kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan di Kepanjen, Kabupaten Malang.

Muqit dan Faiqotul menaiki sepeda motor dari Jember menuju ke Malang, Jawa Timur, menempuh ratusan kilometer menuju tempat pertandingan.

“Saya berangkat jam 06.00 WIB, sampai di Malang pukul 16.00 WIB,” katanya.

Baca juga: Renovasi Stadion Kanjuruhan Dimulai, PT Waskita Karya Beberkan Titik yang Akan Diubah

Di tengah perjalanan, Muqit dan Faiqotul berhenti di rumah temannya di Kabupaten Lumajang.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan  melewati Jalur Lintas Selatan (JLS). Muqit masih ingat betul saat itu hujan mengguyur sehingga mereka terpaksa harus berhenti sebelum sampai ke stadion.

“Tiba di Piket Nol kena macet, di sana hujan sangat deras sama petir, akhirnya kita berhenti berteduh,” terang dia.

Setelah hujan reda, keduanya berangkat melanjutkan perjalanan. Namun, Faiq mengaku sakit pinggang karena kelelahan di perjalanan. Akhirnya, mereka berhenti ketika tiba di daerah Dampit.

“Di sana makan dulu, namun Faiq tidak makan. Nasinya diberikan pada orang Banyuwangi yang keracunan obat di sana,” papar dia.

Tertipu tiket palsu

Situasi dalam stadion pasca Tregedi Kanjuruhan yang mulai pelaksanaan renovasi dan revitalisasi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Situasi dalam stadion pasca Tregedi Kanjuruhan yang mulai pelaksanaan renovasi dan revitalisasi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.

Selanjutnya, Muqit bersama Faiq kembali melanjutkan perjalanan ke stadion. Setibanya di lokasi, mereka mandi, shalat dan mengantre tiket.

“Ketika tiket punya Faiq sudah ada, dia masuk. Sedangkan saya kena tipu tiket palsu jadi enggak bisa masuk,” papar dia.

Baca juga: Renovasi Stadion Kanjuruhan Dimulai, Tangga dan Pintu Dibenahi, Tribune Bakal Single Seat

Tak hanya Muqit, banyak rombongan lainnya yang juga tertipu tiket palsu. Akhirnya, Muqit membeli tiket asli pada seseorang.

Namun, tiket itu baru dikantonginya ketika pertandingan sudah berjalan 70 menit. Bahkan, saat itu di dalam stadion polisi sudah menyemprotkan gas air mata.

Suasana malam itu mencekam, orang-orang berlarian panik. Jerit tangis mereka yang terjebak di pintu yang tak terbuka penuh, menyayat hati.

“Jadi saya masuk karena panik cari Faiq. Lalu teman saya kirim foto di depan gate 14. Foto itu seperti foto punggung almarhumah, sehingga saya berpikir Faiq aman,” papar dia.

Baca juga: Renovasi Stadion Kanjuruhan Dimulai 2024, Termasuk Pembangunan Monumen

“Awalnya saya sudah tenang, karena kayak fotonya Faiq. Namun ternyata bukan,” ungkap dia.

Berkeliling stadion dan menangis

Memperingati 2 bulan pasca Tragedi Kanjuruhan, seorang peziarah berdoa di Gate 13 Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (1/12/2022) siang. Terkini, Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengatakan bahwa hukuman untuk Arema FC setelah tragedi Kanjuruhan sudah berakhir.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Memperingati 2 bulan pasca Tragedi Kanjuruhan, seorang peziarah berdoa di Gate 13 Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (1/12/2022) siang. Terkini, Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengatakan bahwa hukuman untuk Arema FC setelah tragedi Kanjuruhan sudah berakhir.

Akhirnya, Muqit kembali mencari Faiq dengan mengelilingi stadion.

Meski tubuhnya lelah, yang ada di pikiran Muqit saat itu hanyalah menemukan Faiq.

Kakinya terus melangkah hingga tak sadar waktu menunjukkan pukul 12.30 WIB. Muqit baru menemukan Faiq sekitar pukul 01.00 WIB usai mendapat telepon dari temannya.

“Faiq meninggal dunia, kata teman saya, saya jawab ah yang benar kamu,” ucap Muqit menirukan ucapannya kala itu.

Baca juga: Waskita Karya Garap Proyek Renovasi Stadion Kanjuruhan Senilai Rp 322 Miliar

Setelah mendapat kabar itu, Muqit segera mendatangi lokasi yang ditunjuk temannya. Di sana ia melihat tubuh Faiq sudah terbujur kaku.

Tangisnya pun pecah. Dini hari itu, Muqit tak berhenti terisak.

“Awalnya saya tidak percaya kalau itu Faiq, tapi setelah melihatnya, saya langsung nangis,” papar dia.

Baca juga: Renovasi Stadion Kanjuruhan Dimulai, Tangga dan Pintu Dibenahi, Tribune Bakal Single Seat

Muqit merasa hancur ketika melihat temannya sudah meninggal dunia. Pikirannya campur aduk antara percaya dan tidak.

Antar sang sahabat pulang

Situasi depan gate 13 pasca Tregedi Kanjuruhan yang mulai pelaksanaan renovasi dan revitalisasi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.
KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Situasi depan gate 13 pasca Tregedi Kanjuruhan yang mulai pelaksanaan renovasi dan revitalisasi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (19/9/2023) siang.

Muqit juga menghubungi temannya di Jember untuk mengabarkan pada keluarga Faiq bahwa Faiq sudah meninggal dunia.

“Habis itu saya cari ambulans, ada tentara yang ngasih nomor ambulans ke sana (Jember). Setelah harga ambulans sepakat, saya bawa Faiq pulang pakai ambulans pulang ke Jember,” tutur dia

Ketika tiba di rumah duka, orangtua Faiq berteriak histeris. Hari itu pun menjadi hari tak terlupakan bagi Muqit.

“Saya tidak bisa lupa kejadian itu, fotonya almarhumah waktu meninggal tidak saya hapus,” ucap dia.

Baca juga: Keluarga Korban Bersyukur Vonis Bebas 2 Polisi Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Dibatalkan

Setelah setahun tragedi Kanjuruhan terjadi, Muqit memiliki keinginan untuk kembali mengunjungi stadion tersebut dan berdoa di tempat berpulangnya sang sahabat.

“Saya juga ingin lihat isi dalam stadion itu, mengenang kenangan pahit,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bukit Kuneer di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bukit Kuneer di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Dua Warga di Situbondo Tewas Digorok, Warga: Pelaku Sering Halusinasi seperti Kerasukan

Dua Warga di Situbondo Tewas Digorok, Warga: Pelaku Sering Halusinasi seperti Kerasukan

Surabaya
Hampir Sepekan Diusir dari Unit, 27 KK Warga Rusunawa Gunungsari Surabaya Tidur di Halaman

Hampir Sepekan Diusir dari Unit, 27 KK Warga Rusunawa Gunungsari Surabaya Tidur di Halaman

Surabaya
Diduga Lupa Ingatan, Jemaah asal Jember Sempat Hilang dari Asrama Haji Surabaya

Diduga Lupa Ingatan, Jemaah asal Jember Sempat Hilang dari Asrama Haji Surabaya

Surabaya
Curiga dengan Penyebab Kematian, Polisi Bongkar Makam Seorang Pria di Ponorogo

Curiga dengan Penyebab Kematian, Polisi Bongkar Makam Seorang Pria di Ponorogo

Surabaya
Kasih Tak Sampai, Motif Pria di Surabaya Teror Teman Perempuannya hingga 10 Tahun

Kasih Tak Sampai, Motif Pria di Surabaya Teror Teman Perempuannya hingga 10 Tahun

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditetapkan Tersangka

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditetapkan Tersangka

Surabaya
Gunung Semeru 3 Kali Keluarkan Awan Panas dalam 24 Jam

Gunung Semeru 3 Kali Keluarkan Awan Panas dalam 24 Jam

Surabaya
Banjir Bandang Terjang Maluku Tengah, Tanggul Sungai Jebol dan Rumah Warga Terendam

Banjir Bandang Terjang Maluku Tengah, Tanggul Sungai Jebol dan Rumah Warga Terendam

Surabaya
Petani di Madiun Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Petani di Madiun Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Surabaya
Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Surabaya
Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Surabaya
Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Surabaya
Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Surabaya
4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com