PAMEKASAN, KOMPAS.com - Muhammad Arif (55), mantan guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pamekasan, Jawa Timur masih kecewa lantaran dirinya dimutasi ke salah satu madrasah swasta di Desa Campor, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, setahun yang lalu.
Arif mengungkapkan, mutasi tersebut karena dirinya memprotes kebijakan Kepala MAN 1 Pamekasan, No'man Afandi soal toilet berbayar di sekolah.
Menurutnya, siswa yang hendak menggunakan toilet sekolah saat itu, diminta membayar Rp 500.
Baca juga: Klarifikasi Kepsek Soal Guru di Pamekasan Dimutasi Akibat Tolak Aturan Toilet Sekolah Berbayar
Kepada Kompas.com, Arif menjelaskan, kebijakan toilet berbayar sangat memberatkan siswa.
"Saya protes ke kepala madrasah. Tapi jawaban kepala madrasah meminta saya tidak usah mencampuri kebijakan yang sudah dibuat," terang Arif melalui sambungan telepon seluler, Jumat (22/9/2023).
Arif menambahkan, sejak aksi protes tersebut, sering terjadi beda pendapat ketika rapat-rapat. Misalnya, soal usulan Arif agar madrasah membeli buku pegangan siswa khusus mata pelajaran inti.
"Setiap saya memberi masukan, selalu dibantah. Bahkan saya dianggap mau intervensi kebijakan," imbuh Arif.
Baca juga: Cerita Guru di Pamekasan Dimutasi Sepihak Usai Protes Aturan Toilet Sekolah Berbayar Rp 500
Protes Arif terkait toilet berbayar itu, sudah berlangsung tahun 2018 lalu. Di tahun yang sama, Arif dipecat sebagai tim pengendali mutu madrasah. Arif juga kehilangan jabatannya sebagai wakil kepala madrasah bidang kesiswaan.
"Bulan September tahun 2022 kemarin, saya dimutasi. Dugaan saya diawali perseteruan soal toilet berbayar itu," ungkap pria asal Desa Dasok, Kecamatan Pademawu, Pamekasan tersebut.
Kepala MAN 1 Pamekasan, No'man Afandi menjelaskan soal kebijakan toilet berbayar itu.
Kebijakan itu dibuat tahun 2018 karena toilet sering dijadikan tempat merokok oleh siswa.
Bahkan, kotoran air besar tidak dibersihkan dan bak air dikencingi sampai berbau pesing.
"Kalau sedang sesi olahraga siswa, ada yang mandi ke dalam bak mandi sehingga toilet kumuh dan kotor," kata No'man melalui sambungan telepon seluler.
Mantan Kepala MAN 2 Pamekasan ini menambahkan, karena toilet disalahgunakan, maka setiap siswa yang mau ke toilet diminta membayar.
Dia mengklaim, sejak kebijakan itu diberlakukan, toilet bersih dan tidak ada lagi siswa yang merokok di dalamnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.