Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bukit di Blitar yang Terbakar Sabtu Malam Telah Padam, Api Hanguskan 3 Hektar Lahan

Kompas.com, 10 September 2023, 13:17 WIB
Asip Agus Hasani,
Krisiandi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Kebakaran dua bukit di dua lokasi berbeda di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023) malam telah dipadamkan. Api bisa dicegah untuk tidak merambat ke area permukiman warga.

Kebakaran lahan di satu bukit yang berada di wilayah Kecamatan Srengat dan Kecamatan Ponggok yang dikenal dengan nama Gunung Pegat berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.00 WIB, Sabtu malam, atau sekitar 3 jam setelah kebakaran pertama kali dilaporkan pada pukul 18.00 WIB.

Sedangkan kebakaran di satu bukit yang dikenal dengan nama Gunung Puthuk Mandiro di Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, berhasil dipadamkan Sabtu menjelang tengah malam.

Baca juga: Terungkap Peran Tersangka Manajer WO Penyebab Kebakaran Hutan di Bromo

Kepala Seksi Pencegahan dan Investigasi pada Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Blitar Teddy Prasojo mengatakan bahwa pemadaman dilakukan pada kebakaran lahan di dua lokasi tersebut berkat bantuan semua pihak seperti personel kepolisian dan TNI serta masyarakat.

“Kami hanya dapat mengirimkan satu unit mobil pemadam kebakaran di masing-masing lokasi tersebut,” ujar Teddy kepada wartawan, Minggu (10/9/2023).

Menurutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar juga mengirimkan satu unit mobil tangki ke masing-masing lokasi untuk memasok air yang digunakan dalam pemadaman.

Baca juga: Di Tengah Ombak Tinggi, Tim SAR Cari 8 Nelayan yang Hilang di Laut Selatan Blitar

Dengan keterbatasan alat, kata dia, petugas pemadam kebakaran memprioritaskan pemadaman pertama dengan membangun cincin pembasahan di bagian bawah dari area yang terbakar guna mencegah api semakin mendekat ke area pemukiman warga.

“Hal pertama yang kami lakukan tadi malam adalah mencegah api agar tidak merambat ke area permukiman warga. Dua lahan yang terbakar kebetulan sama-sama dekat dengan pemukiman warga di kaki bukit,” tutur Teddy.

Kebakaran di Gunung Pegat, kata dia, diduga terjadi akibat adanya warga yang tidak sengaja membuang puntung rokok ke semak belukar yang mengering.

Sedangkan kebakaran di Gunung Puthuk Mandiro, lanjutnya, dipicu oleh warga di kaki bukit yang membakar sampah.

Baca juga: 2 Bukit di Blitar Terbakar dalam Waktu Hampir Bersamaan

“Sore hari warga membakar sampah di kaki bukit. Warga tersebut kemudian pulang tanpa sadar api merambat ke badan bukit dan membakar tumpukan daun jati di lahan milik Perhutani,” tuturnya.

Menurut Teddy, kebakaran di Gunung Puthuk Mandiro di Kecamatan Sutojayan menghangungskan setidaknya 1 hektare hutan jati milik Perum Perhutani.

Di Gunung Pegat, lanjutnya, kebakaran menghanguskan lahan berisi semak belukar setidaknya seluas 2 hektare. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau