Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Jaranan Buto asal Banyuwangi: Sejarah Singkat, Properti, dan Pertunjukan

Kompas.com - 01/09/2023, 22:53 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Tari Jaranan Buto berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Keunikan Tari Jaranan Buto meliputi kostum penari, cerita, dan iringannya yang berbeda dari kesenian jaranan lainnya.

Tari Jaranan Buro tari hiburan yang biasanya dipentaskan dalam acara hajatan, khitan, dan lain-lain.

Tari Jaranan Buto

Sejarah Singkat Tari Jaranan Buto

Dalam sejumlah literatur disebutkan Tari Jaranan Buto berawal dari Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Kabupaten Banyuwangi.

Letak wilayahnya berbatasan dengan daerah Kecamatan Gambiran.

Kondisi wilayah tersebut menyebabkan masyarakat Dusun Cemetuk mendapatkan pengaruh dari Kabudayaan Masyarakat Jawa Mataraman dari daerah Gambiran.

Baca juga: Apa itu Jathilan, Asal-usul, Gerakan, dan Properti

Masyarakat Gambiran sebagian besar masih mempunyai garis keturunan trah Mataram. Kesenian Jaranan Buto lahir sebagai bentuk alkuturasi budaya yang unik.

Kesenian tersebut memadukan Kebudayaan Osing (budaya suku asli Banyuwangi) dengan Kebudayaan Jawa Mataraman.

Nama Jaranan Buto diambil dengan mengadopsi tokoh legendari Minakjinggo.

Ada anggapan bahwa Minakjinggo adalah orang dengan kepala raksasa yang dalam bahasa Jawa disebut "buto".

Penggunaan replika kuda dalam kesenian tersebut mengandung makna filosofi sebagai semangat perjuangan, sikap ksatria, dan kerja keras tanpa kenal lelah dalam setiap kondisi.

Properti Tari Jaranan Buto

Tari Jaranan Buto menggunakan properti jaranan buatan, seperti yang digunakan dalam kesenian tradisional Jaran Kepang, Kuda Lumping, atau Tari Jathilan.

Perbedaaannya adalah properti yang digunakan tidak menyerupai bentuk kuda secara nyata. Kuda yang dipakai berwajah raksasa atau buto.

Para pemainnya juga menggunakan tata rias, seperti raksasa yang lengkap dengan muka berwarna merah, taring tajam, mata besar, dan rambut panjang gimbal.

Secara keseluruhan tampilan pemain Jarana Buto menggambarkan raksasa yang kekar dan menyeramkan.

Baca juga: Asal-usul Jaran Kepang, Tari yang Lekat dengan Masyarakat Agraris

Pertunjukan Tari Jaranan Buto

Tari Jaranan Buto biasanya ditampilakn pada pukul 10.000 hingga 16.00 WIB.

Jumlah penari sekitar 16 hingga 20 orang penari yang terbagi dalam delapan group.

Tari Jaranan Buto diiringi dengan berbagai alat musik, seperti kempul terompet, dua bonang, kendang, gong besar, dan kecer yang terbuat dari tembaga sehingga terlihat seperti gamelan.

Semua penari akan menari menggunakan replika kuda kepang.

Pada saat pertunjukan, penari akan kesurupan dengan memakan kaca hingga ayam dalam keadaan hidup.

Sumber:

www.tribunnewswiki.com dan kikomunal-beta.dgip.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Surabaya
Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Surabaya
Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Surabaya
Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com