KOMPAS.com - Tradisi Ojung merupakan ritual yang dilakukan leluhur di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Tradisi Ojung adalah tradisi saling memukul menggunakan rotan yang dimainkan oleh dua orang.
Keberadaan tradisi tersebut masih dilakukan hingga saat ini dan dianggap untuk menghindari bencana.
Ojung juga merupakan tradisi yang dilakukan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Dalam bahasa Madura yang juga berlaku di Situbondo tradisi Ojung ditulis dengan Ojhung. Penulisan Ojung sesuai dengan bahasa Indonesia.
Tradisi Ojung adalah tradisi memukul menggunakan senjata rotan. Tradisi tersebut dimainkan oleh dua orang secara bergantian.
Jika salah satu peserta memukul, maka peserta lain akan menangkis atau menghindar.
Dalam tradisi Ojung, dua orang pemain saling berhadapan. Sebelum memukul, mereka akan berputar-putar terlebih dahulu dan menghentakkan kaki seperti orang menari.
Baca juga: Mengenal Tradisi Cowongan, Ritual Meminta Hujan di Banyumas: Dari Asal-usul hingga Pelaksanaan
Setiap gerakan pemain diselaraskan dengan iringan musik. Penonton akan memberikan semangat dengan suara riuh.
Durasi permainan dibatasi dengan tiga hingga lima kali adu cambukan. Permainan Ojung juga diilengkapi wasit yang disebut Kemlandang.
Dalam tradisi Ojung, penyelenggara biasa akan menyiapkan dana yang akan diberikan kepada pemain.
Pemain akan diberikan uang oleh penyelenggaran, rata-rata setelah tiga kali cambukan.
Jika wasit menganggap cambukannya bagus, maka akan ditambah dua kali cambukan.
Pada "ronde" selanjutnya tersebutlah setiap pemain akan mendapatkan uang sebanyak dua kali lipat. Setiap ronde membutuhkan waktu kurang lebih lima menit.
Tidak ada menang kalah dalam perminan tradisi Ojung. Pertunjukan tersebut lebih mengutamakan kelangsungan acara yang meriah.