LUMAJANG, KOMPAS.com - Sekitar sepekan setelah banjir lahar hujan Gunung Semeru yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sebanyak 395 jiwa diketahui masih berada di sembilan titik lokasi pengungsian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, ratusan pengungsi itu didominasi oleh warga Desa Jugosari dan Desa Nguter.
Baca juga: Rentetan Bencana di Lumajang, 3 Warga Meninggal, Ribuan Orang Mengungsi
Alasan ratusan jiwa itu masih mengungsi lantaran pembersihan material sisa banjir lahar Gunung Semeru yang masuk ke permukiman belum selesai.
"Sebenarnya di beberapa titik itu tinggal melakukan pembersihan sisa material yang masuk ke permukiman," kata Patria di Lumajang, Kamis (13/7/2023).
Selain itu, kata Patria, beberapa tanggul yang jebol akibat diterjang banjir lahar juga sedang dalam proses perbaikan.
Sehingga, demi keselamatan, ia menyarankan warga untuk tetap bertahan sampai tanggul selesai diperbaiki agar air tidak lagi meluber ke pemukiman.
Baca juga: Menteri Basuki Ungkap Penyebab Jembatan Kali Glidik Lumajang-Malang Hanyut Diterjang Banjir Lahar
"Yang di Kebondeli itu kita sedang memperbaiki tanggulnya yang kemarin jebol. Nanti kalau sudah selesai akan kami imbau untuk kembali ke rumah masing-masing," lanjut dia.
Patria menjelaskan, pihaknya mempunyai waktu sampai masa tanggap darurat bencana banjir lahar hujan Gunung Semeru berakhir atau pada 20 Juli 2023 untuk menyelesaikan langkah-langkah penanganan bencana.
"Kita masih punya waktu sampai masa tanggap darurat selesai. Tapi ini terus kita lakukan percepatan sehingga targetnya sebelum waktu itu warga sudah bisa beraktivitas dengan normal," katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.